INSPIRASI NUSANTARA– Kawasan Karst Rammang-Rammang, terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, merupakan bagian dari bentang alam karst Maros-Pangkep yang mencakup area seluas sekitar 45.000 hektar.
Kawasan ini tidak hanya menawarkan pemandangan geologis yang menakjubkan, tetapi juga menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna endemik yang unik dan langka.
BACA JUGA: Pariwisata Berkelanjutan: Tren Wisata Ramah Lingkungan di Sulawesi Selatan
BACA JUGA: Gua di Sulawesi Selatan: Alternatif Wisata Alam untuk Pecinta Petualangan
Keanekaragaman Flora di Rammang-Rammang
Vegetasi di Rammang-Rammang sangat beragam, terutama pada batuan karst yang didominasi oleh tumbuhan Pandan Bali (Dracaena multiflora). Selain itu, di sepanjang Sungai Pute, tumbuhan nipa (Nypa fruticans) tumbuh subur, menambah kekayaan ekosistem mangrove di kawasan ini. Keberadaan flora ini tidak hanya memperkaya biodiversitas, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
Keanekaragaman Fauna di Rammang-Rammang
Kawasan Rammang-Rammang menjadi rumah bagi berbagai spesies fauna endemik Sulawesi. Salah satunya adalah Kera Hitam Sulawesi (Macaca maura), primata yang terancam punah dan hanya ditemukan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Fauna & Flora International-Indonesia Programme (FFI-IP) mengidentifikasi 38 jenis burung di kawasan ini, 14 di antaranya merupakan spesies endemik Sulawesi dan 19 jenis dilindungi.
Beberapa burung endemik yang dilindungi antara lain Elang Ular Sulawesi (Spilornis rufipectus), Paok Sulawesi (Erythropitta celebensis), Celepuk Sulawesi (Otus manadensis), dan Udang Merah Sulawesi (Ceyx fallax). Selain burung, ditemukan pula 13 jenis mamalia, termasuk mamalia besar, kecil, dan primata.
Potensi Ekowisata dan Pendidikan
Dengan keanekaragaman hayati yang kaya, Rammang-Rammang memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata dan laboratorium alam untuk pendidikan.
Kawasan ini menawarkan berbagai objek dan fenomena geosfer yang khas, seperti Hutan Batu, Gua Kelelawar, Kampung Berua, Gua Berlian, Telaga Bidadari, dan Gua Terowongan.
Lokasi-lokasi ini menyajikan fenomena-fenomena geografi yang dapat dipelajari secara langsung, membantu siswa dan peneliti memahami gejala alam yang bekerja pada kawasan karst dari aspek geomorfologi, geologi, hidrologi, dan biogeografi.
Tantangan Konservasi
Meskipun memiliki potensi ekowisata yang tinggi, Rammang-Rammang menghadapi berbagai tantangan dalam konservasi keanekaragaman hayatinya. Ancaman seperti penebangan liar, perambahan hutan, dan penambangan karst ilegal dapat merusak ekosistem yang rapuh ini.
Selain itu, perluasan areal pertambangan menjadi ancaman serius bagi kelestarian flora dan fauna endemik di kawasan ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat lokal, dan peneliti untuk menjaga dan melestarikan kawasan Rammang-Rammang.
Kawasan Karst Rammang-Rammang bukan hanya sekadar destinasi wisata alam yang menakjubkan, tetapi juga merupakan habitat penting bagi flora dan fauna endemik yang memerlukan perlindungan dan perhatian kita bersama. Upaya konservasi yang berkelanjutan dan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dapat menjadi kunci dalam menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem di kawasan ini. (*/IN)
Sumber:
• Nur Fatimah Rohim, Ahmadin, M. Rasyid Ridha. “Objek Wisata Rammang-Rammang Kabupaten Maros 2012-2021.” Attoriolong: Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah, Vol. 19 No. 2 (2021): 132-141.
• “Strategi Pengembangan Ekowisata Karst di Dusun Rammang-Rammang.” Gorontalo Journal of Forestry Research, Vol. 1 No. 1 (2018): 1-10.
• “Ekowisata Rammang-Rammang sebagai Laboratorium Pembelajaran Geografi.” Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 4 No. 1 (2020): 1-10.
• “Kajian Potensi Objek Daya Tarik Wisata Alam Karst Rammang-Rammang di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.” Jurnal Pariwisata Pesona, Vol. 6 No. 1 (2022): 1-15.