Revitalisasi Tradisi Gotong Royong dalam Konservasi Lingkungan di Sulawesi Selatan  

Revitalisasi Tradisi Gotong Royong dalam Konservasi Lingkungan di Sulawesi Selatan
GOTONG ROYONG dalam Konservasi Lingkungan di Sulawesi Selatan. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Di tengah pesatnya modernisasi, semangat gotong royong di Sulawesi Selatan kembali digaungkan sebagai solusi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Gotong royong telah lama menjadi fondasi kehidupan sosial masyarakat Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan.

BACA JUGA: Menghidupkan Kembali Gotong Royong di Sawah, Kunci Kesejahteraan Petani

BACA JUGA: Unik! Ini Makanan Khas Toraja yang Harus Dimasak dengan Gotong Royong

Revitalisasi nilai-nilai gotong royong dalam upaya konservasi lingkungan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ekologis saat ini. Salah satu contoh nyata tradisi gotong royong di Sulawesi Selatan adalah “Morakka’ Bola” atau “Mappalette”.

Dalam tradisi ini, masyarakat Sulsel bersama-sama memindahkan rumah dari satu lokasi ke lokasi lain untuk menghindari bencana atau mencari tempat yang lebih baik. Proses ini melibatkan puluhan hingga ratusan warga yang bekerja bahu-membahu mengangkat rumah secara manual.

Revitalisasi tradisi seperti Morakka’ Bola dalam konteks konservasi lingkungan dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti:

1. Program Reboisasi Bersama: Masyarakat secara kolektif menanam pohon di lahan kritis untuk mencegah erosi dan menjaga keseimbangan ekosistem.

2. Pengelolaan Sampah Terpadu: Warga bekerja sama dalam mengelola sampah rumah tangga melalui sistem daur ulang dan kompos, mengurangi polusi lingkungan.

3. Pelestarian Sumber Daya Air: Komunitas bergotong royong membersihkan sungai dan mata air, memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam jurnalnya menekankan bahwa pengembangan nilai dan tradisi gotong royong relevan untuk menjaga solidaritas masyarakat serta persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat gotong royong dapat menjadi landasan dalam konservasi nilai budaya dan lingkungan.

Dengan menghidupkan kembali dan mengadaptasi tradisi gotong royong dalam upaya konservasi lingkungan, masyarakat Sulawesi Selatan dapat menghadapi tantangan ekologis secara kolektif. Pendekatan ini tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur. (fit/in)

 

Sumber : Jurnal Universitas Negeri Semarang (UNNES), PENGEMBANGAN NILAI DAN TRADISI GOTONG ROYONG DALAM BINGKAI KONSERVASI NILAI BUDAYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *