Budaya  

Sipakatau: Budaya Sulsel yang Bisa Tingkatkan Kesopanan Gen Z

Sipakatau: Budaya Sulsel yang Bisa Tingkatkan Kesopanan Gen Z
ILUSTRASI SIPAKATAU. Budaya Sulsel yang Bisa Tingkatkan Kesopanan Gen Z. (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Di era digital, Generasi Z atau Gen Z didorong untuk menjaga kesopanan. Caranya dengan  menghidupkan Budaya Sipakatau.

Budaya sipakatau, yang berarti saling memanusiakan atau menghormati sesama, merupakan salah satu kearifan lokal Sulawesi Selatan yang sarat nilai-nilai luhur dan meningkatkan kesopanan.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, nilai-nilai ini menjadi landasan penting untuk meningkatkan kesopanan generasi Z di Sulawesi Selatan.

Prof. Nyoman Sirtha berpandangan bahwa kebudayaan lokal dapat berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus yang diyakini kebenarannya menjadi dasar tindakan untuk berperilaku sehari-hari serta membentuk pola perilaku manusia yang bermartabat dan bermoral

Tantangan Kesopanan di Era Digital

Generasi Z Sulawesi Selatan menghadapi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai kesopanan di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi. Namun, budaya lokal seperti sipakatau, yang mengajarkan pentingnya saling menghormati, hadir sebagai solusi untuk membangun karakter generasi muda yang berbudi pekerti luhur di dunia modern.

Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor kesopanan digital. Dengan edukasi yang tepat, dukungan komunitas, dan contoh dari para figur inspiratif, generasi ini dapat memadukan kebebasan berekspresi dengan nilai-nilai etika.

Mengintegrasikan Sipakatau Dalam Kehidupan Gen Z

Untuk membangun kembali karakter kesopanan, budaya sipakatau dapat dijadikan panduan:

1. Pendidikan Sejak Dini

Mengintegrasikan nilai-nilai sipakatau dalam pendidikan formal dan informal. Guru dan orang tua harus menanamkan pentingnya saling menghormati, menggunakan bahasa yang santun, dan menghargai perbedaan.

2. Peran Media Sosial

Gen Z sangat aktif di media sosial. Kampanye digital tentang sipakatau yang dikemas dengan kreatif dan relevan dapat menarik perhatian mereka, seperti video pendek, meme edukatif, atau cerita inspiratif dari tokoh lokal.

3. Revitalisasi Tradisi Lokal

Menghidupkan kembali tradisi seperti ma’rimpa (gotong royong) dan massuro (musyawarah) sebagai wadah mempererat hubungan sosial dan menumbuhkan rasa hormat antargenerasi.

4. Figur Inspiratif

Tokoh muda Sulawesi Selatan yang sukses namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan bisa menjadi panutan Gen Z. Mereka dapat menceritakan pengalaman bagaimana budaya sipakatau membantu mereka dalam kehidupan pribadi dan profesional.

Jika budaya sipakatau berhasil diterapkan, generasi Z Sulawesi Selatan akan menjadi individu yang lebih Sopan santun, toleran, dan berempati. Hal ini juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih harmonis di tengah keberagaman budaya Sulawesi Selatan.

Mewariskan nilai-nilai luhur ini kepada generasi muda adalah tanggung jawab bersama, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur. (fit/in)

 

Sumber:

Jurnal Pakar Pendidikan, Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Jember, Internalisasi Nilai kebudayaan Lkal Bugis (Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge) Upaya Meningkatkan Pendidikan Karakter di Era Digital

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *