Budaya  

Songkok Recca: Sejarah, Proses Pembuatan, Hingga Pelestariannya  

Songkok Recca: Sejarah, Proses Pembuatan, Hingga Pelestariannya
SONGKOK RECCA. Sejarah, Proses Pembuatan, Hingga Pelestariannya. (foto:ig/@ppbumn)

INSPIRASI NUSANTARA–Songkok Recca merupakan warisan budaya khas masyarakat Bone, Sulawesi Selatan. Warisan ini terus menunjukkan eksistensinya sebagai simbol tradisi yang mendalam.

Songkok Recca resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada 18 Oktober 2018 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Songkok ini kini telah melampaui batas-batas kelas sosial, menjadi identitas budaya nasional yang dikenakan dalam berbagai acara adat dan resmi.

BACA JUGA: Songkok To Bone : Simbol Indentitas yang Tetap Eksis di Era Digital

BACA JUGA: Songkok Bone, Simbol Keberanian dan Kecerdasaan

Sejarah Panjang Songkok Recca

Songkok Recca memiliki sejarah panjang yang bermula pada 1683, ketika digunakan oleh pasukan Kerajaan Bone dalam peperangan melawan Tana Toraja.

Pada masa pemerintahan Raja Bone ke-32, Lamappanyukki, pada tahun 1931, songkok ini ditetapkan sebagai simbol kebesaran raja dan bangsawan, dengan lapisan emas sebagai penanda status sosial. Namun, di era modern, songkok Recca telah menjadi milik semua kalangan, digunakan baik dalam acara adat maupun keseharian.

BACA JUGA: Begini Filosofi “Songkok Recca” Khas Bone

BACA JUGA: Makna Filosofis di Balik Songkok To Bone dalam Dunia Bisnis

Keunikan dan Proses Pembuatan

Songkok Recca mencerminkan kreativitas masyarakat Bone. Proses pembuatannya membutuhkan keahlian tinggi, dimulai dari pemukulan pelepah lontar hingga hanya tersisa seratnya, yang kemudian diwarnai dan dirangkai menjadi songkok.

Variasi seperti pamiring dengan hiasan benang emas, serta pamiring ulaweng yang menggunakan emas asli, menunjukkan nilai seni dan keunikan songkok ini.

 

Pelestarian dan Potensi Ekonomi

Pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Bone, aktif melestarikan songkok Recca sebagai produk unggulan lokal. Dengan dukungan Dinas Koperasi dan UMKM, pengrajin difasilitasi dalam pelatihan, perizinan usaha, dan pemasaran. Strategi ini tidak hanya menjaga keberlanjutan tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.

Songkok Recca kini tidak hanya menjadi simbol adat dan kebanggaan masyarakat Bone, tetapi juga berpotensi menjadi ikon budaya yang mendunia, sekaligus mendukung ekonomi kreatif lokal. Upaya berkelanjutan untuk menjaga eksistensi songkok ini diharapkan dapat memperkenalkannya ke tingkat global. (*/IN)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *