INSPIRASI NUSANTARA– Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa orang yang suka berpelukan cenderung lebih ramah, peduli terhadap sesama, dan memiliki tingkat narsisme yang lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang atau tidak suka berpelukan.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Reports ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Silesia di Katowice, Polandia. Mereka meneliti hubungan antara kebiasaan berpelukan dan kepribadian pada peserta acara komunitas penggemar (fandom convention) di Polandia.
BACA JUGA: Flu Saat Musim Pancaroba, Tangkal dengan Pelukan
BACA JUGA: Beri Dukungan ke Rekan Kerja Lewat Budaya Pelukan, Bisakah Digantikan Emoji?
Para peneliti mengamati 299 peserta dan membagi mereka ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut huggers, yaitu mereka yang pernah mengikuti kampanye Free Hugs—sebuah gerakan di mana seseorang mengenakan tanda “Free Hugs” dan menawarkan pelukan gratis kepada orang lain di tempat umum atau acara tertentu. Kelompok kedua, non-huggers, adalah mereka yang tidak pernah mengikuti kampanye tersebut.
Untuk mengetahui perbedaan kepribadian antara kedua kelompok, para peserta mengisi sejumlah kuesioner psikologi yang mengukur berbagai aspek kepribadian. Salah satunya adalah lima faktor utama dalam psikologi (Big Five), yaitu ekstroversi, keramahan, kesadaran, neurotisisme, dan keterbukaan terhadap pengalaman, seperti yang dikutip dari Psychology Today, Senin (17/02/2025).
Selain itu, penelitian juga menilai karakteristik dalam dark triad yang mencakup psikopati, Machiavellianisme, dan narsisme, serta light triad yang mencerminkan kepercayaan terhadap kemanusiaan, humanisme, dan pemikiran etis ala Kant.
BACA JUGA: Riset: Gen Z Butuh Banyak Dukungan Sosial Hadapi Quarter Life Crisis
BACA JUGA: Studi: Jadi Ayah Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung pada Pria
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang suka berpelukan memiliki kepribadian yang lebih positif dibandingkan dengan mereka yang tidak. Mereka cenderung lebih ekstrovert, mudah bergaul, serta lebih ramah dan humanis. Selain itu, mereka juga memiliki kepercayaan yang lebih besar terhadap sesama serta menunjukkan tingkat narsisme dan manipulatif yang lebih rendah.
Studi ini menunjukkan bahwa kebiasaan berpelukan bukan hanya sekadar ekspresi kasih sayang, tetapi juga mencerminkan kepribadian yang lebih terbuka, ramah, dan peduli terhadap orang lain.
Di Indonesia sendiri, budaya berpelukan mungkin tidak seumum di negara Barat, tetapi bentuk interaksi fisik seperti salaman atau merangkul bahu juga bisa mencerminkan kehangatan dan kedekatan sosial. Dengan kata lain, semakin nyaman seseorang dalam berinteraksi secara fisik, semakin besar kemungkinan mereka memiliki sifat yang lebih ramah dan prososial. (*/IN)