Ragam  

Tantangan Gen Z di Dunia Kerja: Mengapa Banyak yang Terancam PHK?

Tantangan Gen Z di Dunia Kerja: Mengapa Banyak yang Terancam PHK?
TANTANGAN Gen Z di Dunia Kerja: Mengapa Banyak yang Terancam PHK? (foto:istimewa)

INSPIRASI NUSANTARA–Generasi Z atau Gen Z kini menghadapi tantangan besar di dunia kerja. Sejumlah perusahaan mulai menunjukkan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja muda ini.

Fenomena ini diperkirakan akan terus berkembang. Survei dari Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkapkan bahwa satu dari enam pemberi kerja enggan merekrut pekerja Gen Z.

BACA JUGA: Stigma Negatif pada Gen Z: Fakta atau Salah Kaprah?

BACA JUGA: Tren Kerja 2025: Saatnya Kembali ke Kantor, Selamat Tinggal pada Gaya Hybrid

Alasan utama yang sering dikemukakan adalah reputasi mereka yang dianggap kurang beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja, seperti sifat yang manja dan mudah tersinggung.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa sekitar 60% perusahaan yang terlibat dalam penelitian ini terpaksa memecat lulusan universitas baru yang mereka rekrut pada tahun ini. Penyebabnya, antara lain, adalah kurangnya motivasi, ketidakmampuan beradaptasi dengan dinamika dunia kerja, serta keterampilan komunikasi yang buruk.

Penasihat utama pendidikan dan pengembangan karier di Intelligent, Huy Nguyen, mengungkapkan bahwa banyak pekerja Gen Z, terutama fresh graduate, kesulitan menghadapi perbedaan antara kehidupan kampus dan tuntutan pekerjaan yang lebih mandiri. “Lingkungan kerja yang kurang terstruktur dan ekspektasi untuk bekerja secara mandiri seringkali menjadi kendala besar,” ungkap Nguyen, seperti yang dilansir dari Euronews.

BACA JUGA: Workcation, Gaya Kerja Baru Ala Gen Z

BACA JUGA: Gen Z Diprediksi Lebih Cemas Soal Karir pada 2025

Selain masalah adaptasi di tempat kerja, Gen Z juga cenderung bergantung pada dukungan orang tua dalam mencari pekerjaan. Survei dari ResumeTemplates, yang melibatkan hampir 1.500 pencari kerja muda, mencatat bahwa 70% dari mereka meminta bantuan orang tua dalam menyusun CV dan melamar pekerjaan. Bahkan, 25% di antaranya membawa orang tua saat wawancara kerja.

Perusahaan kini semakin menuntut pekerja dengan inisiatif tinggi, sikap profesional, dan pengalaman dunia nyata yang relevan, seperti melalui magang atau pekerjaan sebelumnya. Namun, banyak pekerja Gen Z yang belum memenuhi kriteria tersebut. “Profesionalisme bukan hanya tentang mengikuti norma lama, tetapi tentang menunjukkan komitmen dan rasa hormat terhadap pekerjaan,” tegas Nguyen.

Alasan mengapa banyak pekerja Gen Z kesulitan bertahan di tempat kerja sangat beragam. Di antaranya, kurangnya motivasi, keterampilan komunikasi yang buruk, dan kesulitan bekerja dalam tim. Faktor-faktor ini menyebabkan banyak perusahaan semakin selektif dalam merekrut dan mempertahankan karyawan dari generasi ini.

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Gen Z menghadapi tantangan besar di dunia kerja:

1. Kurangnya motivasi atau inisiatif: 50%

2. Kurangnya profesionalisme: 46%

3. Keterampilan organisasi yang buruk: 42%

4. Keterampilan komunikasi yang buruk: 39%

5. Tantangan dalam menerima umpan balik: 38%

6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan: 38%

7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk: 34%

8. Keterampilan teknis yang tidak memadai: 31%

9. Tidak cocok dengan budaya perusahaan: 31%

10. Kesulitan bekerja dalam tim: 30%

Jika tren ini berlanjut, perusahaan akan semakin selektif dalam merekrut dan mempertahankan pekerja dari Gen Z. Sementara itu, generasi ini dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi dengan ekspektasi dan tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif. (*/IN)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *