Tarajju: Menu Buka Puasa Bernutrisi, Rahasia Umur Panjang

Menu Buka Puasa
KULINER SULSEL. Salah satu hidangan khas Sulawesi Selatan yang bisa menjadi pilihan sehat adalah tarajju, makanan berbasis nabati yang terbuat dari ubi kayu. (foto:IG@dapur_bu_titiks)

INSPIRASI NUSANTARA– Menjaga kesehatan selama Ramadan tidak hanya tentang mengatur waktu makan, tetapi juga memilih menu buka puasa yang bernutrisi. Salah satu hidangan khas Sulawesi Selatan yang bisa menjadi pilihan sehat adalah tarajju, makanan berbasis nabati yang terbuat dari ubi kayu.

Menjaga kesehatan selama Ramadan adalah hal yang penting, terutama dalam memilih menu buka puasa yang bernutrisi. Salah satu hidangan khas Sulawesi Selatan yang bisa menjadi pilihan sehat adalah tarajju, makanan berbahan dasar ubi kayu yang kaya akan nutrisi nabati.

BACA JUGA: Bassang: Kreasi Menu Buka Puasa Berbasis Nabati Khas Sulsel

Menu buka puasa seperti tarajju tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memberikan energi yang dibutuhkan setelah seharian berpuasa. Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa pola makan berbasis nabati dapat berkontribusi pada umur panjang.

Dr. Luigi Fontana, Direktur program penelitian umur panjang yang sehat di Universitas Sydney mengatakan bahwa umur panjang yang sehat berarti memberi tubuh Anda nutrisi yang tepat untuk mengaktifkan perbaikan sel dan kesehatan usus.

“Kami menyarankan orang-orang untuk mulai bereksperimen dengan beralih ke dua hari mengonsumsi makanan nabati seminggu, mencoba resep baru, menemukan rasa baru, dan akhirnya meningkatkannya menjadi lima hari seminggu.”

Kandungan Gizi Tarajju untuk Menu Buka Puasa yang Sehat

Singkong, bahan utama dalam pembuatan tarajju, merupakan sumber energi yang sangat baik. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, setiap 100 gram singkong mengandung sekitar 38 gram karbohidrat, yang berperan dalam menyuplai energi bagi tubuh, terutama setelah seharian berpuasa.

Menu buka puasa yang kaya karbohidrat kompleks, seperti tarajju, bisa membantu tubuh tetap bertenaga hingga sahur. Karbohidrat dalam singkong diubah menjadi glukosa dan disimpan sebagai glikogen di otot, sehingga membantu dalam aktivitas fisik setelah berbuka.

Selain itu, singkong juga mengandung berbagai mineral penting seperti kalsium, fosfor, mangan, zat besi, dan kalium. Kalsium berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi, sedangkan zat besi berfungsi dalam pembentukan hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Mengonsumsi menu buka puasa yang kaya mineral, seperti tarajju, dapat membantu tubuh tetap sehat dan bugar selama Ramadan.

Pentingnya Memilih Menu Buka Puasa dengan Makanan Nabati yang Sehat

Meski makanan berbasis nabati dikenal menyehatkan, tidak semua jenis memiliki manfaat yang sama. Dr. Fontana mengingatkan bahwa makanan nabati yang telah mengalami pemrosesan berlebih, seperti biskuit kemasan atau keripik, justru bisa meningkatkan risiko penyakit, termasuk stroke dan demensia.

Untuk itu, penting memilih menu buka puasa yang minim pemrosesan, seperti tarajju, agar manfaatnya tetap optimal bagi tubuh. Sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa konsumsi makanan nabati yang diproses secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 5% dan meningkatkan kemungkinan kematian akibat gangguan kardiovaskular hingga 12%.

Sebaliknya, menu buka puasa alami seperti tarajju dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan memperpanjang harapan hidup. Dengan menjadikan tarajju sebagai bagian dari menu buka puasa, Anda tidak hanya menikmati hidangan tradisional, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Selain lezat dan bernutrisi, makanan tradisional ini juga menjadi bukti bahwa kuliner khas daerah dapat memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh. Menjadikan tarajju sebagai menu buka puasa bukan hanya menikmati cita rasa khas Sulawesi Selatan, tetapi juga merawat tubuh dengan makanan alami yang menyehatkan. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *