back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
30 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Tempat Wisata Ladang Sulsel: Menyapa Alam, Menghargai Petani 

inspirasinusantara.id -- Liburan tak lagi sekadar soal destinasi populer atau bangunan megah, kini ladang-ladang pangan pun berubah menjadi tempat wisata yang memanjakan mata dan...
BerandaPendidikanTemu Pendidik Nusantara XII Soroti Iklim Pendidikan Berkelanjutan 

Temu Pendidik Nusantara XII Soroti Iklim Pendidikan Berkelanjutan 

MAKASSAR,  — Ratusan guru dan pegiat pendidikan berkumpul dalam Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII di Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga, Makassar, untuk membahas peran pendidikan dalam menghadapi krisis iklim.

Dengan mengusung tema “Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim”, forum tahunan ini mendorong aksi nyata dari ruang kelas demi masa depan yang berkelanjutan.

“Pendidikan iklim dan iklim pendidikan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Kita tak bisa bicara menyelamatkan bumi tanpa lebih dulu memastikan ruang belajar aman, nyaman, dan inklusif. Dari sanalah lahir pembelajar kritis yang peduli pada sesama dan lingkungan,” tegas Luqman Hakim dari Guru Belajar Foundation saat membuka Talkshow Pendidikan.

Talkshow tersebut juga menghadirkan Azri Rasul, Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi-Maluku, dan Syamril, Direktur Sekolah Islam Athirah. Dalam paparannya, Azri menyampaikan bahwa perubahan perilaku sejak dini sangat krusial dalam pendidikan lingkungan.

“Pendidikan kita belum selesai jika murid belum terbiasa memilah sampah. Sampah dari rumah dan sekolah seharusnya sudah terpisah sejak dini, karena ini bukan sekadar etika, tapi peradaban,” ujarnya.

Sementara itu, Syamril menyoroti pentingnya kepemimpinan yang bertumbuh dalam membangun iklim pendidikan yang sehat dan kolaboratif.

“Value, system, dan leadership adalah kunci. Di sekolah kami, penilaian tidak hanya dilakukan atasan kepada bawahan, tapi juga sebaliknya. Lingkungan, masyarakat, semua dilibatkan. Ini adalah cara kami supaya iklim bertumbuh,” jelasnya.

Baca juga : Sekolah Islam Athirah Gelar Edu Conference 2025, Perkuat Kolaborasi Guru

Senada dengan hal itu, Zaid Buri Prahastyo dari Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) menekankan bahwa solusi atas krisis iklim dan pendidikan bisa dimulai dari hal kecil.

“Apa yang dibicarakan hari ini menjadi pengingat bahwa solusi atas krisis iklim dan krisis pendidikan justru bisa dimulai dari hal kecil—seperti ruang kelas yang nyaman dan pemimpin sekolah yang reflektif,” katanya.

Selain talkshow, kegiatan juga diisi dengan Kelas Pemimpin dan Kelas Pendidik yang berjalan bersamaan. Dalam sesi ini, para guru berbagi praktik baik, mulai dari pengelolaan emosi di kelas, penguatan literasi, hingga transformasi peran guru menjadi pelatih dan narasumber.

Mukhlis Rahmad, Koordinator TPN XII Makassar, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum tahunan. “Kami ingin menunjukkan bahwa guru tidak berjalan sendiri. Di sini mereka saling belajar, saling menguatkan, dan saling terinspirasi. Ini bukan hanya konferensi, ini gerakan,” tuturnya.

Antusiasme peserta juga tampak dalam sesi Cerdas Cermat Guru, sebuah kompetisi edukatif kolaboratif yang diikuti delapan tim dari berbagai komunitas dan sekolah di Makassar, antara lain KKG Kota Makassar, Ceribel, Muhlas, Elit, Macet, Bismillah Juara, Tajang Ati, Ceria, dan Tim Supat Macca.

“Ini bukan sekadar lomba, tapi wadah baru bagi guru untuk terus belajar dan berkompetisi secara sehat. Semangatnya adalah kolaborasi, bukan kompetisi semata,” kata Alamsyah Alimuddin, Ketua KGBN Makassar.

Ia juga mencatat peningkatan kepercayaan diri di kalangan guru. “Banyak guru yang awalnya minder, kini justru tampil percaya diri menyampaikan ide dan strategi pembelajaran mereka. TPN ini menjadi katalis perubahan,” tambahnya.

Dukungan terhadap acara ini juga datang dari berbagai sektor swasta di Kota Makassar, seperti Google Educator Group, Browcyl, Pegadaian, Grafindo, Bank Sulselbar, Intan Prawira, dan Kalla Group.

“Kami percaya kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta adalah kunci membangun pendidikan masa depan yang inklusif dan kontekstual,” ujar Syamril.

Temu Pendidik Nusantara XII akan terus berlangsung hingga puncaknya pada Oktober 2025 di Jakarta, dengan berbagai sesi inspiratif yang dapat diikuti oleh guru, pegiat pendidikan, dan masyarakat umum. (*/IN)