INSPIRSI NUSANTARA–Di balik hikmat Ramadan, ada dilema yang diam-diam dirasakan oleh banyak perempuan haid. Saat haid, mereka memiliki hak untuk tidak berpuasa, namun kenyataan di lapangan tidak selalu mudah.
Perempuan yang sedang haid di bulan Ramadan menghadapi dilema dalam menyikapi kondisi mereka. Sebagian merasa tidak nyaman ketika harus makan di tempat umum atau menjelaskan alasan tidak berpuasa kepada orang lain.
Secara ajaran Islam, perempuan yang mengalami haid tidak diperbolehkan berpuasa di bulan Ramadan dan diwajibkan menggantinya di lain waktu. Dari segi medis, kondisi ini juga berdampak pada tubuh.
Berdasarkan informasi dari Halodoc, perubahan hormon selama haid dapat menyebabkan kelelahan, nyeri, serta gejala lainnya. Memaksakan diri untuk berpuasa di bulan Ramadan dalam kondisi ini berisiko memperburuk kesehatan.
Meskipun tidak ada larangan agama yang secara spesifik mengatur tentang makan di depan orang yang berpuasa di bulan Ramadan saat haiV, menjaga etika dan rasa saling menghormati sangat dianjurkan. Dilannnsir dari TheAsianParent, Ustaz Asroni Al Paroya menjelaskan bahwa seseorang yang tidak berpuasa karena alasan tertentu sebaiknya tetap menghormati mereka yang berpuasa dengan tidak makan atau minum secara terbuka.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, yang menyarankan agar perempuan yang tidak berpuasa saat Ramadan karena uzur syar’i, seperti haid, makan secara lebih tertutup untuk menghindari kesalahpahaman atau anggapan meremehkan ibadah puasa.
Perempuan yang sedang haid di bulan Ramadan memiliki alasan yang sah secara agama dan kesehatan untuk tidak berpuasa. Dalam menjalankan keringanan ini, menjaga etika sosial tetap penting, seperti memilih tempat makan yang lebih privat agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang di sekitarnya. (*/IN)