INSPIRASI NUSANTARA–Pada tahun 2025, fenomena gerhana bulan tercatat akan terjadi sebanyak dua kali. Salah satunya bahkan dapat diamati secara langsung dari wilayah Indonesia.
Gerhana bulan pertama terjadi pada 14 Maret 2025 dan merupakan Gerhana Bulan Total yang hanya dapat disaksikan dari beberapa wilayah tertentu di dunia. Sayangnya, masyarakat Indonesia tidak berkesempatan menikmati fenomena langit tersebut.
Namun, pada 7 September 2025, gerhana bulan kedua akan terjadi, dan kali ini masyarakat Indonesia dapat menikmatinya secara langsung. Gerhana Bulan Total yang berlangsung pada malam itu diprediksi akan menjadi salah satu tontonan langit paling spektakuler, karena dapat diamati di berbagai wilayah teutama di Indonesia dengan jelas.
Menurut keterangan dari Puannandra Putri, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, gerhana ini akan berlangsung mulai pukul 22.28 WIB pada 7 September hingga 03.55 WIB keesokan harinya, 8 September 2025. Momen puncaknya terjadi saat Bulan tampak merah menyala akibat efek pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi—fenomena yang kerap dijuluki “Blood Moon”.
Jadwal Tahapan Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025:
22.28 WIB: Gerhana Penumbra dimulai
23.27 WIB: Gerhana Sebagian mulai terlihat
00.30 WIB: Gerhana Total dimulai
01.11 WIB: Puncak Gerhana
01.52 WIB: Gerhana Total berakhir
02.56 WIB: Gerhana Sebagian berakhir
03.55 WIB: Gerhana Penumbra berakhir
Tak hanya bisa diamati dari Indonesia, gerhana bulan total kali ini juga akan terlihat jelas di sebagian besar wilayah Asia, Australia, Afrika, dan Eropa.
Mengapa Bulan Bisa Berubah Merah?
Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi Bulan. Ketika Bulan masuk ke dalam bayangan umbra (bayangan inti Bumi), cahaya Matahari yang tersaring atmosfer Bumi membuat Bulan tampak merah tembaga.
Proses ini berlangsung selama beberapa jam dan bisa dinikmati dengan mata telanjang, namun akan lebih jelas jika diamati dengan teleskop.
Tahapan Fase Gerhana Bulan:
1. Fase Penumbra Awal: Bulan mulai memasuki bayangan tipis Bumi, perubahan cahayanya masih sulit terlihat.
2. Fase Sebagian Awal: Sebagian Bulan mulai gelap karena memasuki bayangan inti (umbra).
3. Fase Total: Seluruh permukaan Bulan tertutup umbra, warna merah muncul.
4. Puncak Gerhana: Intensitas warna merah paling mencolok.
5. Fase Sebagian Akhir: Bulan mulai keluar dari umbra, perlahan kembali terang.
6. Fase Penumbra Akhir: Gerhana berakhir, Bulan kembali bersinar seperti biasa.
Fenomena ini menjadi momen langit yang tak hanya indah, tapi juga bisa menjadi bahan edukasi menarik tentang tata surya dan pergerakan benda langit. Pastikan kamu siapkan waktu dan lokasi terbaik untuk menyaksikannya! (*/IN)