back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
26.4 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

ChatGPT dan AI: Menggali Jejak Karbon di Balik Kecanggihan

Inspirasinusantara.id -- Di balik satu pertanyaan yang kita ketik ke ChatGPT, tersembunyi aliran listrik dan tetesan air yang bekerja diam-diam. Teknologi ini memang mengagumkan,...
BerandaBudayaKearifan Lokal Sulsel: Maccera Tasi’ sebagai Simbol Harmoni dan Keseimbangan Alam

Kearifan Lokal Sulsel: Maccera Tasi’ sebagai Simbol Harmoni dan Keseimbangan Alam

INSPIRASI NUSANTARA–Kearifan lokal Sulsel tetap lestari melalui pelaksanaan ritual-ritual sakral yang kaya akan makna dan nilai budaya. Salah satu bentuk kearifan tersebut adalah Maccera Tasi’, yakni upacara adat yang tidak hanya dimaknai sebagai persembahan kepada laut, tetapi juga sebagai perwujudan nilai-nilai harmoni, rasa syukur, dan keseimbangan alam.

Sulawesi Selatan tak hanya dikenal dengan keindahan lautnya, tetapi juga dengan kearifan lokal yang hidup dan terus dijaga oleh masyarakatnya. Salah satu tearifan lokal Sulsel yang sarat makna dan terus lestari hingga kini adalah Maccera Tasi’, atau yang dikenal sebagai “Pesta Laut”.

Kearifan lokal ini merupakan bentuk syukur masyarakat nelayan Luwu atas limpahan rezeki dari hasil laut yang diberikan oleh Tuhan. Lebih dari sekadar ritual, Maccera Tasi’ adalah manifestasi hubungan harmonis antara manusia, Sang Pencipta, serta alam dan seluruh makhluk hidup di dalamnya.

Dilansir dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, masyarakat adat meyakini bahwa kearifan lokal Sulsel dalam Maccera Tasi’ mampu mengembalikan semangat dan vitalitas para nelayan. Semangat yang sempat memudar akibat lelahnya perjuangan di laut diyakini akan kembali saat upacara ini digelar, menjadi penyatu antara tubuh, jiwa, dan alam.

Tiga Makna Sakral dalam Tradisi Maccera Tasi’

1. Syukur
Upacara ini menjadi bentuk rasa terima kasih kepada Tuhan atas rezeki hasil laut yang melimpah. Doa dan ritual adat dilakukan sebagai wujud spiritualitas yang menyatu dengan kehidupan nelayan.

2. Persatuan
Tradisi mappasileliserakki, pertukaran makanan antar nelayan, hanya dimulai setelah semua menjawab pertanyaan sakral: “Mamsemoraka?” (Apakah kita telah bersatu?). Ini menunjukkan kuatnya nilai kebersamaan dalam tradisi ini.

3. Pelestarian Lingkungan
Setelah upacara, nelayan sepakat tidak melaut selama tiga bulan penuh. Ini bukan larangan, melainkan komitmen bersama memberi waktu laut untuk pulih sebuah strategi ekologis berbasis adat yang bijak dan berkelanjutan.

Melestarikan Tradisi, Menjaga Alam, Merawat Warisan

Maccera Tasi’ adalah kearifan lokal Sulsel yang mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam dan sesama manusia. Di tengah perubahan zaman, tradisi ini menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya dan lingkungan bisa berjalan beriringan.

Dalam naskah kuno I La Galigo, diceritakan bahwa di awal mula dunia, bumi sunyi dari kehidupan. Tidak ada burung di langit, tidak ada semut di darat, tidak ada ikan di laut.

Dari cerita itulah, masyarakat Luwu meyakini pentingnya mengisi bumi dengan keharmonisan, syukur, dan keseimbangan semangat yang diwujudkan melalui Maccera Tasi’.(*/IN)