back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
28.6 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Toyota Auto Show 2025 Makassar Suguhkan Inovasi dan Promo Unggulan 

MAKASSAR, Inspirasinusantara.id – Toyota Auto Show 2025 siap digelar selama 17 hari penuh, mulai 10 hingga 27 Juli 2025 di Atrium Trans Studio Mall...
BerandaBudayaKearifan Lokal Sulsel, Warisan Leluhur Penangkal Ragam Penyakit

Kearifan Lokal Sulsel, Warisan Leluhur Penangkal Ragam Penyakit

INSPIRASI NUSANTARA — Kearifan lokal Sulsel bukan hanya cerita masa lampau, tetapi warisan hidup yang terus dipraktikkan masyarakat Makassar dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Di tengah gempuran modernisasi, nilai-nilai ini tetap lestari dalam kebiasaan sehari-hari dari etika tidur hingga cara menyambut pagi.

Di tengah arus modernisasi yang deras, masyarakat Suku Makassar tetap teguh menjaga kearifan lokal Sulsel yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan ini tidak hanya berbentuk ajaran spiritual, tetapi juga hadir dalam praktik hidup sehari-hari yang sarat makna kesehatan dan keseimbangan.

Salah satu bentuk nyata dari kearifan lokal Sulsel tersebut terlihat dalam budaya Makassar yang dikenal dengan istilah Baranneng, yaitu wadah penampungan udara yang terbuat dari tanah liat. Baranneng menjadi salah satu karya cipta kuno masyarakat Makassar dan Bugis pada masa lampau yang menunjukkan pemahaman mendalam terhadap keseimbangan alam dan kebutuhan hidup sehat.

Kebiasaan mencuci kaki sebelum masuk rumah juga tercantum dalam pappasang atau pesan-pesan leluhur yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu pappasang dalam Bahasa Bugis berbunyi:

“Punna erokko antama ri balaka, teakotak kaluppa i ambissai bangkeng siagang limannu.” Yang artinya: “Kalau kamu ingin masuk ke dalam rumah, jangan lupa mencuci kaki dan tangan terlebih dahulu.”

Baca juga : Kearifan Lokal Sulawesi Selatan: Kuang Toraja, Inovasi Tradisional Atasi Krisis Air dan Pertanian Berkelanjutan

Tiga Tata Perilaku Sehat: Sarak-sarak Kearifan Lokal Sulsel

Masyarakat Makassar memegang tiga prinsip dasar dalam menjaga kesehatan yang dikenal dengan istilah sarak-sarak, yakni:

1. Sarak-sarak Attinro

Pedoman tidur sehat yang meliputi pembacaan doa, pijatan ringan sambil membaca basmalah, hingga posisi tidur miring ke kanan. Praktik ini memadukan unsur spiritual dan kebiasaan medis tradisional.

2. Sarak-sarak Ambangung

Tata cara bangun tidur yang menekankan ketenangan jiwa. Dengan menenangkan diri sebelum bangkit dari tempat tidur, tradisi ini dipercaya meningkatkan kesadaran tubuh serta kesiapan mental.

3. Sarak-sarak Naung Abbutta

Etika keluar rumah di pagi hari, seperti tidak berdiri di tengah pintu, tidak menginjak bayangan sendiri, dan menghirup udara pagi secara dalam. Kebiasaan ini diyakini dapat menyegarkan paru-paru dan menyeimbangkan energi tubuh.

Kearifan Lokal Sulsel dalam Pengobatan Tradisional

Dalam hal pengobatan, masyarakat Makassar mengenal dua pendekatan yang berjalan berdampingan: peran sanro (dukun tradisional) dan pengobatan berbasis nilai-nilai Islami. Keduanya saling melengkapi dan mencerminkan dialog harmonis antara budaya lokal dan spiritualitas.

Salah satu warisan tertulis yang memperkuat kekayaan ini adalah Lontarak Pabbura—naskah kuno yang berisi catatan medis masyarakat Bugis-Makassar. Seperti diungkap dalam Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan, naskah ini memuat berbagai metode penyembuhan tradisional, mulai dari penggunaan ramuan herbal hingga terapi berbasis alam.

Belajar dari Serambi Rumah

Di era modern ini, saat dunia terus mencari solusi kesehatan baru, kearifan lokal Sulsel mengingatkan kita bahwa ilmu tidak selalu harus lahir dari laboratorium. Ilmu juga bisa tumbuh dari serambi rumah, dari nasihat orang tua, dan dari budaya hidup yang harmonis dengan alam.

Kearifan lokal sulsel bukan hanya warisan, tapi juga solusi masa kini sebuah pelajaran bahwa menjaga kesehatan sejatinya adalah bagian dari cara hidup yang diwariskan dengan cinta oleh para leluhur. (*/IN)