Budaya  

Makam Pangeran Diponegoro: Destinasi Sejarah di Kota Makassar

Makam Pangeran Diponegoro: Destinasi Sejarah di Kota Makassar
MAKAM PANGERAN DIPONEGORO. (foto:wikipedia)

INSPIRASI NUSANTARA– Kota Makassar menjadi saksi bisu perjalanan akhir Pangeran Diponegoro. Kota Makassar menyimpan sejarah besar dengan kehadiran makam sang pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajahan Belanda pada 1825-1830.

Hari ini, 11 November masyarakat Makassar dapat mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro di Kompleks Kampung Jawa, Kecamatan Wajo, tempat di mana jasadnya beristirahat. Kompleks makam ini terdiri dari 66 makam, termasuk makam istrinya, RA Ratu Ratna Ningsih, serta keturunannya—anak, cucu, dan cicit—beserta beberapa pengikutnya yang setia.

Lokasi bersejarah ini, kini menjadi simbol penghormatan bagi Pangeran Diponegoro, pahlawan yang semangat juangnya dikenang hingga kini di Tanah Makassar. Makam Pangeran Diponegoro juga menjadi salah satu destinasi sejarah yang dapat dikunjungi di Kota Makassar.

 

BACA JUGA : Lahir 11 November, Ini Kisah Diponegoro Bela Bangsa

 

Pada tahun 1833, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Fort Rotterdam, Makassar, setelah sebelumnya menjalani pengasingan di Manado. Di tempat pengasingan ini, ia berada di bawah pengawasan ketat dan menghabiskan waktunya untuk menulis karya-karya penting, seperti Sejarah Ratu Tanah Jawa dan Hikayat Tanah Jawa.

Pangeran Diponegoro meninggal pada 8 Januari 1855 di Kota Makassar. Sebelumnya, tidak ada masyarakat Makassar yang mengetahui berita tentang pengasingan Pangeran Diponegoro.

“Sampai pada akhirnya setelah Pangeran Diponegoro wafat, barulah diketahui adanya pejuang yang selama ini menghabiskan 25 tahun hidupnya di pengasingan,” dikutip dari terbitan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta berjudul  Jejak Pangeran Diponegoro: Selawesi (Selarong hingga Sulawesi).

Merujuk tulisan Peter Carey dalam buku Takdir riwayat Pangeran Diponegoro, 1785-1855, disebutkan bahwa kematian Diponegoro disebabkan oleh kondisi fisik yang menurun karena lanjut usia.

Pangeran Diponegoro sendiri merupakan pahlawan nasional yang lahir di Keraton Yogyakarta pada 11 November 1785 dengan nama Bendara Raden Mas Mustahar. Pangeran Diponegoro merupakan putra dari Sultan Hamengku Buwono III. Meski berasal dari Tanah Jawa, ia menghabiskan sisa hidupnya dalam pengasingan di Makassar hingga akhirnya dimakamkan di kota ini.

Perlawanan Pangeran Diponegoro berawal pada 1825 sebagai bentuk penentangan terhadap kekuasaan kolonial. Setelah pertempuran panjang, pada 1830 pasukan Belanda di bawah Jenderal Hendrik Merkus De Kock berhasil mengepungnya di Magelang, Jawa Tengah, sehingga Pangeran Diponegoro harus menyerah dengan syarat para pengikutnya dibebaskan. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *