INSPIRASI NUSANTARA– Kearifan lokal Sulsel dalam tradisi ziarah makam pasca Lebaran terus lestari di tengah modernisasi. Setelah merayakan Idulfitri, masyarakat Bugis-Makassar tetap menjalankan tradisi turun-temurun ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Setelah merayakan Idulfitri, masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan memiliki kearifan lokal yang tetap lestari, yaitu ziarah makam leluhur. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan wujud penghormatan serta refleksi atas jasa para pendahulu.
Dilansir dari repositori UIN Alauddin, ziarah makam diartikan sebagai kunjungan ke tempat peristirahatan terakhir seseorang dengan tujuan mengenang dan mendoakan mereka.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan spiritual antara peziarah dengan arwah leluhur mereka, sekaligus memohon ampunan kepada Tuhan bagi yang telah berpulang.
Makna Mendalam dalam Tradisi Ziarah Makam
Bagi masyarakat Bugis-Makassar, ziarah makam pasca Lebaran memiliki nilai yang lebih dari sekadar ritual keagamaan. Ini adalah momen penting untuk mempererat tali kekeluargaan serta menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
Di Kabupaten Bantaeng, misalnya, tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana memperkuat persatuan dan kebersamaan di antara masyarakat. Doa bersama dipanjatkan agar para pendahulu mendapatkan ampunan serta tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Menariknya, beberapa makam yang dianggap keramat oleh masyarakat memiliki nilai spiritual tersendiri. Para peziarah meyakini bahwa tempat-tempat tersebut menyimpan makna yang lebih dalam, baik secara rasional maupun abstrak, yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Menjaga Kearifan Lokal dalam Tradisi Ziarah Makam
Ziarah makam pasca Lebaran merupakan salah satu tradisi yang mencerminkan kekayaan budaya Bugis-Makassar. Lebih dari sekadar kewajiban keagamaan, tradisi ini memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
Melestarikan ziarah makam berarti menjaga identitas budaya dan memperkuat hubungan antaranggota keluarga serta masyarakat. Dengan terus menghidupkan tradisi ini, generasi mendatang dapat memahami pentingnya menghormati leluhur dan merawat kearifan lokal yang telah diwariskan sejak lama.
Dengan demikian, ziarah makam pasca Lebaran bukan hanya ritual, tetapi juga simbol penghormatan dan perwujudan nilai-nilai budaya yang terus dijaga dari generasi ke generasi. (*/IN)