back to top
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

InspirasiNusantara.id “MENGEDUKASI, MENGINSPIRASI, MENGGERAKKAN”
27.3 C
Jakarta
Rp0

Tidak ada produk di keranjang.

Jadilah Member Kami

Dapatkan konten Eksklusif yang menarik

― Advertisement ―

spot_img

Kuliner Khas Sulsel: 5 Sajian Hangat untuk Menemani Liburanmu

Inspirasinusantara.id -- Kuliner khas Sulawesi Selatan selalu punya cara tersendiri untuk menghangatkan suasana, terutama saat udara pegunungan mulai menusuk tulang. Saat kabut turun dan...
BerandaRagamMengenal Istilah 'Doom Spending’ yang Banyak Dialami Milenial dan Gen Z 

Mengenal Istilah ‘Doom Spending’ yang Banyak Dialami Milenial dan Gen Z 

INSPIRASI NUSANTARA—’Doom spending’ merupakan istilah yang terkait pembelian sesuatu untuk mengatasi stres. Fenomena ini banyak dialami generasi milenial dan generasi Z (Gen Z).

‘Doom spending’ lebih umum terjadi di kalangan mereka yang burusia pertengahan 20-an. Dilansir dari laman Psychologi today, sebuah penelitian di Amerika menunjukkan bahwa ‘doom spending’ lebih umum terjadi di kalangan milenial, yaitu sebesar 43% dan Gen Z sebesar 35%. Lantas, apakah sebenarnya ‘doom spending’ itu?

Doom spending adalah istilah untuk menggambarkan perilaku berbelanja berlebihan pada orang yang merasa tertekan terhadap berbagai hal, termasuk khawatir terhadap keuangannya sendiri. Survei terbaru yang dilakukan oleh Qualtrick yang ditugaskan oleh Intuit Cerdit Karma melaporkan bahwa 27% responden mengaku melakukan doom spending dan 32% responden bahkan mengaku telah mengambil lebih banyak utang dalam enam bulan terakhir.

Perilaku berbelanja berlebihan ini dilakukan sebagai respons terhadap stres, kecemasan, atau ketidakpastian mengenai masa depan. Karena itu, fenomena ini rentan dialami oleh Generasi Milenial dan Generasi Z (Gen Z) yang tengah berada pada fase quarter-life crisis.

Padahal, Salih-alih meredakan stres, doom spending justru dapat memperparah kecemasan. Misalnya saja, individu yang melakukan doom spending akan merasa tertekan akibat masalah keuangan yang muncul setelah perilaku konsumtif tersebut.

Doom spending juga dapat menyebabkan masalah keuangan jangka panjang, seperti penurunan tabungan, utang yang menumpuk, dan ketidakmampuan untuk menabung untuk kebutuhan jangka panjang. (*/IN)