Pemprov Sulsel Pastikan Produksi dan Ketersedian Pangan Tetap Stabil

Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Pemprov Sulsel, Junaedi. (foto:IST/InspirasiNusantara)

IN, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan ketersedian dan produksi pangan dalam musim panas atau El Nino tetap akan stabil. Baik itu dari segi harga.

“Pemprov tentu senantiasa menjaga agar ketersediaan bahan pangan tetap stabil dengan produksi yang masih terus berjalan meski saat ini masih dalam musim panas atau El Nino,” ujar Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Pemprov Sulsel, Junaedi.

Junaedi menambahkan bahwa berdasarkan survei harga hampir tiap hari baik cabai, beras, dan gula menjadi isu strategis di Sulsel. Itu karena hampir semua pasar ada peningkatan harga.

“Maka dari itu, Pemprov Sulsel terus menjaga produksi dan itu sudah dilakukan di seluruh wilayah di Sulsel. Bahkan di bagian utara masih tetap ada panen,” jelasnya.

“Demikian juga gula terus didorong agar produksi terjaga, yang kendala atau yang tidak bisa di bendung adalah perdagangan antara daerah atau hukum pasar dimana mahal pedagang bawa kesana makanya ini sudah kita bicarakan agar dihentikan,” tambah Junaedi saat di temui di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumohardjo, Jumat (17/11/2023).

Kata dia, saat ini Bank Indonesia perwakilan Provinsi Sulsel bersama pemerintah Provinsi Sulsel telah melakukan Perhitungan neraca pangan daerah

“BI Sulsel sudah memberi fasilitas bersama Pemprov membahas neraca pangan daerah dimana neraca ini menghitung surplus dan defisit dan Pemerintah memenace semua daerah terpenuhi kebutuhan. Disitu daerah dari kebutuhan terjaga dan semua terkendali sehingga harga pangan terjangkau bukan persoalan mahal tapi keterjangkauan terkait,” sebutnya.

Lanjut kata Junaedi, untuk pemenuhan cabai, Gubernur Sulsel sudah mendorong agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non ASN minimal menanam 10 pohon cabai untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Untuk cabai Pak Gubernur sudah dorong ASN dan non ASN minimal tanam 10 pohon dan ini berjenjang sampai pada tingkat desa dan kelurahan. Minimal untuk kebutuhan keluarga terpenuhi, kebutuhan keluarga tercapai sehingga yang beli cabai untuk industri karena keluarga sudah menanam cabai berbasis keluarga,” tuturnya. (fai/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *