Rupiah dan 9 Mata Uang Dunia dalam Tekanan Berat 

Rupiah dan 9 Mata Uang Dunia dalam Tekanan Berat 
ILUSTRASI. Rupiah dan 9 Mata Uang Dunia dalam Tekanan Berat. (foto:ig/@dolarasia.makassar)

INSPIRASI NUSANTARA–Rupiah dan sejumlah mata uang dunia tertekan hebat akibat menguatnya dominasi dolar AS.

Mata uang global saat ini sedang mengalami tekanan akibat penguatan signifikan indeks dolar Amerika Serikat (DXY). Kondisi ini juga berdampak pada Rupiah, yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS.

Pelemahan mata uang, termasuk Rupiah, dapat diartikan sebagai penurunan nilai dibandingkan mata uang lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dominasi dolar AS yang semakin menguat.

Selain itu, pelemahan mata uang juga dapat dipicu oleh intervensi bank sentral, lonjakan impor, penurunan pendapatan ekspor, tingkat inflasi yang meningkat, serta ketidakstabilan politik di suatu negara.

Selain menguatnya mata uang dolar AS, pelemahan juga disebabkan oleh intervensi bank sentral, peningkatan impor, penurunan pendapatan ekspor, perubahan tingkat inflasi, dan ketidakstabilan politik.

Faktor-faktor tersebut saling berkontribusi terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang. Upaya seperti pengelolaan inflasi, diversifikasi ekspor, dan kebijakan moneter yang tepat menjadi langkah penting untuk menjaga daya saing Rupiah di pasar global.

Berikut ini daftar 10 mata uang yang terlemah di hadapan dolar AS dilansir dari Refinitiv:

1. Lebanese Pound

Pound Lebanon (LBP) adalah mata uang terlemah di dunia, dan telah berada di posisi teratas atau mendekati posisi teratas dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terutama disebabkan oleh inflasi yang tinggi dan ekonomi yang tertekan, serta ketidakstabilan politik. Negara ini juga telah mengalami krisis perbankan sejak 2019.

Secara year to date/ytd hingga 27 Desember 2024 pukul 10:34 WIB, LBP telah melemah sebesar 496%.

2. Iranian Rial

Rial Iran (IRR) telah mengalami kesulitan sejak kesepakatan nuklir AS-Iran gagal pada 2015, di mana sanksi berat juga diberlakukan. Rial jatuh bebas, stabil dalam beberapa tahun terakhir, dan kemudian mengalami tekanan baru akibat ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Secara ytd, IRR relatif stagnan.

3. Vietnamese dong

Dong Vietnam (VND) menjadi salah satu mata uang terlemah di dunia yang disebabkan oleh pembatasan terhadap ekspor asing, yang juga mengalami penurunan volume. Bank Sentral negara tersebut juga telah mendekati devaluasi dong dalam beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan ekspor.

Secara ytd, VND melemah sebesar 4,8%.

4. Laotian Kip

Kip Laos (LAK) adalah salah satu mata uang terlemah di dunia karena kombinasi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan peningkatan utang luar negeri.

Secara ytd, VND melemah sebesar 6,3%.

5. Sierra Leonean Leone

Leone Sierra Leone (SLL) mirip dengan kip Laos dalam hal nilai mata uangnya yang dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi tingkat utang dan inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lambat, serta dampak jangka panjang dari krisis kesehatan besar seperti wabah virus Ebola.

Secara ytd, SLL relatif stagnan.

6. Indonesia Rupiah

Indonesia masih mengimpor barang dan bahan baku dalam jumlah besar, termasuk energi seperti minyak mentah. Ketika harga komoditas energi global naik, permintaan dolar untuk membayar impor meningkat, sehingga menekan rupiah.

Selain itu, Indonesia sering mengalami defisit transaksi berjalan (current account deficit), yang berarti lebih banyak dolar keluar untuk membayar impor dibandingkan dolar yang masuk dari ekspor. Hal ini melemahkan fundamental nilai tukar rupiah.

Secara ytd, IDR melemah sebesar 5,13%.

7. Uzbekistan Som

Som Uzbekistan (UZS) terus mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingkat pengangguran yang tinggi, inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan masalah dengan korupsi.

Secara ytd, UZS melemah sebesar 4,66%.

8. Guinean Franc

Franc Guinea (GNF) memulai penurunan nilainya setelah konflik di tahun 1990-an. Mata uang ini tetap menjadi salah satu yang terlemah di dunia karena faktor-faktor seperti kerusuhan militer dan inflasi yang tinggi. Namun, GNF menunjukkan tanda-tanda pemulihan belakangan ini.

Secara ytd, GNF relatif stagnan.

9. Paraguayan Guarani

Mata uang Paraguay, guarani (PYG), telah mengalami kesulitan akibat masalah inflasi dan pengangguran yang terus-menerus, menjadikannya salah satu mata uang terlemah di dunia. PYG juga terhambat oleh korupsi dan peredaran uang palsu.

Secara ytd, PYG melemah sebesar 7,45%.

10. Syrian Pound

Syrian Pound (SYP) sangat terdepresiasi karena kombinasi faktor ekonomi, politik, dan sosial yang telah mempengaruhi Suriah selama satu dekade terakhir.

Tekanan global ini menjadi tantangan besar bagi negara-negara tersebut untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah dominasi dolar AS. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *