INSPIRASI NUSANTARA–Self-love dan narsisme sering disalahpahami sebagai hal yang serupa. Padahal, keduanya adalah hal yang sangat berbeda.
Bagaimana perbedaan self-love dan narsisme? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
1. Definisi
Self-love mengacu pada penerimaan diri yang sehat. Self-love berupa penghargaan dan kecintaan kepada diri sendiri tanpa merasa lebih superior dari orang lain. Misalnya, perawatan diri, self-compassion (belas kasih terhadap diri sendiri), dan pemahaman bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kekuatan.
Narsisme adalah kondisi psikologis di mana seseorang memiliki perasaan superioritas yang berlebihan, haus akan pujian, dan membutuhkan pengakuan terus-menerus dari orang lain. Narsisme biasanya melibatkan obsesi terhadap citra diri, kurangnya empati, dan cenderung memanipulasi atau merendahkan orang lain demi keuntungan pribadi.
2. Persepsi Diri
Orang dengan self-love memiliki harga diri yang stabil. Mereka menyadari kekurangan diri tanpa merasa rendah diri dan mampu menerima serta memperbaiki kesalahan mereka.
Individu dengan narsisme sering kali memiliki harga diri yang rapuh, yang bergantung pada validasi eksternal. Meski tampak percaya diri, mereka mudah tersinggung jika merasa terancam atau tidak diakui.
3. Hubungan dengan Orang Lain
Orang dengan self-love menghargai hubungan dengan orang lain dan bersikap penuh empati. Mereka tidak takut mengekspresikan kebutuhan diri, tetapi juga menghormati kebutuhan dan perasaan orang lain.
Orang narsistik cenderung kurang berempati dan lebih fokus pada diri mereka sendiri. Mereka mungkin menggunakan orang lain untuk mendapatkan pengakuan atau keuntungan, dan sering kali meremehkan kebutuhan atau perasaan orang lain.
4. Motivasi Utama
Motivasi utama orang dengan self-love ialah kesejahteraan diri dan pertumbuhan pribadi. Orang yang mencintai diri sendiri ingin menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka untuk hidup lebih baik.
Motivasi utama orang dengan narsisme ialah untuk mendapatkan pengakuan, kekaguman, dan kekuasaan. Kepuasan mereka sering kali bergantung pada perhatian yang mereka terima dari orang lain.
5. Dampak Terhadap Kesehatan Mental
Self-love dapat meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan, membantu seseorang merasa lebih bahagia, percaya diri, dan stabil secara emosional.
Meskipun mungkin terlihat penuh percaya diri, narsisme justru sering kali menutupi rasa tidak aman yang dalam dan dapat menyebabkan gangguan kepribadian narsistik. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada hubungan sosial dan mental jangka panjang.
Jadi, Self-love adalah tentang menghargai diri sendiri secara sehat, sedangkan narsisme adalah tentang obsesi berlebihan terhadap diri dan mencari validasi eksternal. Self-love membawa pada penerimaan dan empati, sedangkan narsisme bisa merusak hubungan dan menyebabkan perasaan superioritas yang tidak realistis.
Sudah tahu kan beda self-love dan narsisme. Jangan sampai salah kaprah lagi, yah! (*/IN)