IN, MAKASSAR – Ahed Tamimi, seorang aktivis Palestina asal desa Nabi Salih di wilayah Tepi Barat yang diduduki, telah mencuri perhatian karena tindakan konfrontasinya dengan pasukan Israel, menjadikannya dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Palestina. Meskipun dihargai oleh beberapa pihak sebagai simbol perlawanan, ada juga yang mencemoohnya dan menuduhnya sebagai instrumen propaganda.
Ahed Tamimi pertama kali mencuat ke publik pada tahun 2015 saat usianya masih 14 tahun setelah video dirinya menggigit seorang tentara Israel yang mendorong adiknya hingga terjatuh ramai diperbincangkan. Keberaniannya kala itu menjadi perbincangan publik di mana-mana. Setelah itu, pada tahun 2017, video dirinya menendang dua tetara Israel kembali viral, namun dia kemudian menjalani hukuman delapan bulan penjara atas tuduhan penyerangan dan penghasutan. Penahanannya waktu itu menarik perhatian pada masalah anak di bawah umur.
Dipimpin Aktivis Sastra Unhas, Partai Buruh Tana Toraja Gaungkan Gerakan Suryacandra
Ayahnya, Bassem Tamimi, seorang aktivis terkemuka, menyatakan bahwa setelah penangkapannya pada tahun 2017 dan sebelum video viral tersebut diambil, tentara menembakkan gas air mata dan merusak jendela di rumah keluarganya. Ahed Tamimi mengalami penahanan selama delapan bulan. Saat dibebaskan dan kembali ke kotanya pada bulan Juli 2018, dia disambut oleh para pendukungnya.
Saat ini, Tamimi diketahui telah berusia 22 tahun, penangkapan terbarunya dikabarkan terjadi pada 6 November 2023, sebulan setelah perang dengan Gaza. Tamimi ditambahkan ke dalam daftar sandera bersama 30 tahanan lainnya yang disetujui untuk dibebaskan pada 30 November berdasarkan kesepakatan.
Jadi Tersangka, Firli Bahuri Sesuai Aturan Wajib Dinonaktifkan Sebagai Ketua KPK
Informasi dari pasukan pertahanan Israel mengatakan bahwa Tamimi merupakan salah satu dari beberapa warga palestina yang ditangkap di Tepi Barat pada awal November karena dicurigai terlibat dalam aktivitas dan hasutan teroris. Namun, Ibu Tamimi, Nariman, dengan tegas membantah tuduhan terhadap putrinya dan mengatakan kepada wartawan setempat bahwa hal itu tidak ditulis oleh Tamimi, dan bahwa akun terbaru putrinya telah diretas 10 bulan yang lalu.
Ahed Tamimi telah menjadi ikon nasional bagi warga Palestina karena keberaniannya menantang tentara bersenjata di wilayah pendudukan. Wajah Ahed terpampang di mural dan poster di jalanan, sementara petisi online yang diluncurkan oleh ayahnya untuk meminta pembebasannya telah mendapatkan dukungan 1,7 juta tanda tangan.
Meski mendapat banyak kontroversi dan tentangan serta berulangkali ditangkap dan disandera, Ahmed Tamimi pun telah menjadi ikon perjuangan dan simbol perlawanan warga Palestina.
“Kami lebih kuat dari penjajahan, kami akan terus melawan sampai merdeka.” – Ahmed Tamimi