INSPIRASI NUSANTARA–Tradisi buka puasa bersama (bukber) bukan sekadar momen mengisi kembali energi setelah seharian berpuasa, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang terus hidup di tengah masyarakat Sulawesi Selatan. Dari kampung halaman hingga perantauan, tradisi ini telah mengakar kuat sebagai wujud solidaritas dan keharmonisan sosial.
Kegiatan buka puasa bersama (bukber) telah menjadi tradisi penting bagi sebagian umat Islam setiap bulan Ramadan terutama di Sulawesi Selatan. Lebih dari sekadar momen untuk mengisi kembali energi setelah seharian berpuasa, bukber menjadi sarana mempererat hubungan sosial dan menjaga nilai-nilai kebersamaan.
Pengakuan global terhadap tradisi ini semakin kuat setelah UNESCO menetapkannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 6 Desember 2023. Dilansir dari laman resmi Intangible Cultural Heritage UNESCO, buka puasa bukan sekadar ritual membatalkan puasa, tetapi juga cerminan solidaritas dan keharmonisan sosial.
Di Sulawesi Selatan, tradisi bukber telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di kampung halaman maupun di perantauan.
Di Kampung Halaman: Harmoni dalam Kesederhanaan
Masyarakat Sulawesi Selatan sering menggelar buka puasa bersama di masjid atau rumah warga dengan semangat gotong royong.
Hidangan khas seperti coto Makassar, konro, dan es pisang ijo disiapkan bersama, mencerminkan kebersamaan yang diwariskan turun-temurun.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi ajang berbagi dengan mereka yang kurang beruntung, memperkuat rasa kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Di Perantauan: Merajut Silaturahmi di Tengah Rindu
Bagi masyarakat Sulsel yang merantau, bukber menjadi cara melepas rindu terhadap kampung halaman.
Acara ini sering diadakan oleh komunitas perantauan sebagai bentuk menjaga budaya dan solidaritas.
Kebersamaan dalam menikmati hidangan khas daerah menjadi penghubung emosional yang mengingatkan mereka pada keluarga dan tradisi di tanah kelahiran.
Sebagai warisan budaya yang kini diakui dunia, tradisi buka puasa bersama tidak hanya mempererat hubungan keluarga dan sahabat, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang terus dijaga, baik di tanah kelahiran maupun di perantauan. (fit/in)