Oleh : SURYADI MAS (Mahasiswa)
HIDUP adalah serangkaian takdir yang menjelma beberapa kebetulan. Tanpa kita sadari, kita sedang menghabiskan nafas dan rezeki yang terlanjur di titahkan semesta.
Betapa sepatutnya kita berterima kasih kepada Tuhan untuk segenap hati dan perasaan yang diberi. Kelak diruang temu yang hening itu akan terjebak pada perasaan masing-masing, dan akan menuntun pulang pada sebaik-baiknya rumah yaitu hati.
Bulan Februari sering kali dikaitkan dengan momen penuh cinta dan kasih sayang. Hal ini tidak lain karena hari ke-14 bulan ini sering kali dirayakan sebagai Hari Valentine oleh banyak orang kalangan milenial.
Biasanya ini menjadi momen bagi sebagian orang untuk menyampaikan rasa cinta kepada pasangan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hari Valentine artinya momen perayaan cinta dan kasih sayang.
Perayaan cinta dan kasih sayang ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Lantas bagaimana sih cara yang pantas untuk memaknai hari kasih sayang ini?.
Ada banyak cara untuk menyampaikan isi hati kepada orang yang tersayang pada hari valentine. Akan tentu hari lain pun bisa dimanfaatkan.
Karena perayaan yang hakekat adalah menyampaikan cinta kepada sang pemilik kasih sayang cinta yakni Allah SWT. “Karena yang ngasih coklat, akan kalah sama yang ngasih seperangkat alat salat saat akad nikah”. Maka tinggalkan pacaran, ikuti ajaran pernikahan.
Dalam memaknai cinta, judul tersebut diatas dapat diartikan sebagai perjuangan antara cinta yang bersifat duniawi (diwakili oleh coklat dan kondom) dan cinta yang bersifat spiritual (diwakili oleh seperangkat alat salat).
Coklat dan kondom dapat diartikan sebagai simbol dari cinta yang bersifat fisik dan sensual, yang dapat memberikan kesenangan dan kepuasan sementara. Namun, cinta jenis ini dapat juga diartikan sebagai cinta yang bersifat egois dan tidak langgeng.
Di sisi lain, seperangkat alat salat dapat diartikan sebagai simbol dari cinta yang bersifat spiritual dan langgeng. Cinta jenis ini dapat memberikan kesenangan dan kepuasan yang lebih dalam dan langgeng, karena didasarkan pada nilai-nilai spiritual dan keagamaan.
Dalam konteks ini, judul tersebut dapat diartikan sebagai perjuangan antara cinta yang bersifat duniawi dan cinta yang bersifat spiritual. Cinta yang bersifat spiritual dapat diartikan sebagai cinta yang lebih langgeng dan memberikan kesenangan dan kepuasan yang lebih dalam.
Namun, perlu diingat bahwa cinta adalah konsep yang kompleks dan dapat diartikan dalam banyak cara. Judul tersebut dapat diartikan dalam banyak cara, tergantung pada perspektif dan nilai-nilai individu.
Cara paling ampuh, umum yang banyak dilakukan adalah dengan memberikan bunga pada pasangan lengkap dengan kartu ucapan manis yang menyentuh hati setiap tanggal 13 Februari malam. Bukan hanya itu, sebagian orang juga sering memilih Coklat sebagai tanda cinta kepada pasangan.
Berkaca dari momentum tahun sebelumnya. Valentine juga tidak dapat terlepas dari Coklat yang biasa hanya dibanderol dengan harga yang lebih terjabgkau, ketika malam Valentine telah datang.
Pesan Moral judul tersebut diatas, mengandung pesan moral tentang pentingnya memprioritaskan ibadah dan spiritualitas dibandingkan dengan kesenangan duniawi. Hal tersebut dapat memotivasi orang untuk memperbaiki diri dan memprioritaskan hal-hal yang lebih penting.
Jangan biarkan kesenangan duniawi mengalahkan tujuan hidupmu yang sebenarnya. Prioritaskan ibadah dan spiritualitas untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Serta jangan terjebak dalam kesenangan sementara, tapi cari kebahagiaan yang abadi.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya ibadah dan spiritualitas., memotivasi orang untuk memperbaiki diri dan memprioritaskan hal-hal yang lebih penting. Dan menyajikan pesan moral yang kuat dan inspiratif.
Tak bisa dipungkiri, diam-diam hari kasih sayang atau valentine tahun 2025 ini jatuh tanggal malam tanggal 14 Februari, membawa berkah tersendiri bagi penjual kondom di Kota Makassar.
Kondom coklat, paling diburu, karena warna ini konon identik dengan anggun dan elegan. Bahkan Kalangan Muda “Sikat” Habis Kondom Coklat di beberapa minimarket.
Sudah menjadi tradisi, hari Valentine populer lainnya adalah memanjakan diri dengan menginap di Wisma, Hotel di lokasi yang indah, memungkinkan pasangan untuk menikmati waktu berkualitas bersama. Hari Valentine juga sering dipilih sebagai momen yang tepat untuk melamar pasangan.
Hari Valentine Day bagi generasi muda dapat memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada individu dan konteksnya.
Makna Positif (Mengungkapkan Cinta). Hari Valentine Day dapat menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk mengungkapkan cinta dan kasih sayang mereka kepada orang yang dicintai.
Menghargai Hubungan, hal ini dapat menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk menghargai hubungan yang mereka miliki dengan orang lain, baik itu pacar, teman, atau keluarga.
Mengembangkan Kreativitas. Hal Valentine Day dapat menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam mengungkapkan cinta dan kasih sayang.
Makna Negatif (Komersialisasi Cinta) Hari Valentine Day dapat dianggap sebagai hari yang dikomersialisasi, di mana cinta dan kasih sayang dijual sebagai produk komersial.
Tekanan Sosial, hal ini dapat menimbulkan tekanan sosial bagi generasi muda untuk memiliki pacar atau mengungkapkan cinta dalam cara yang tertentu.
Kesadaran yang Kurang, Valentine Day dapat membuat generasi muda kurang sadar akan makna yang sebenarnya dari cinta dan kasih sayang.
Makna yang Lebih Mendalam (Menghargai Diri Sendiri). Hari Valentine Day dapat menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk menghargai diri sendiri dan mencintai diri sendiri.
Mengembangkan Empati, hal ini dapat menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan empati dan memahami perasaan orang lain.
Menghargai Hubungan yang Sehat. Hari Valentine Day dapat menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk menghargai hubungan yang sehat dan positif dalam hidup mereka.
Momentum ini, beberapa cuitan tentang valentine day diantaranya. “Aku maunya akad, bukan cokelat!”. “Mau valentine atau vengantine? Cintai aku dengan akadmu, bukan dengan coklatmu”. “Cinta sesaat kasih coklat, cinta sejati kasih alat salat,” demikian kutipan.
Ada juga tutur bijak bahwa, tolak ukur menikah itu, bukan dilihat dari sebanding atau tidak. Menikah itu bukan tentang kesiapan tapi. Tentang KEBERANIAN mempertanggungjawabkan “AKAD” dihadapan ALLAH SWT.
Menikah itu, bukan semata-mata tentang CINTA & RASA. Tetapi tentang keimanan dan kesetiaan pada ajaran serta anjuran ALLAH sang pencita manusia.
Mengutip berbagai sumber. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya.
“Saya belum pernah melihat solusi untuk dua orang yang saling jatuh cinta, selain nikah” (HR. Ibnu Majah 1847, Mushannaf Ibn Abi Syaibah 15915).
Pandangan lain islam di artikel yang berjudul “Bagaimana Hukum Merayakan Valentine Day dalam Islam?” Menurut, pemilik nama Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri atau akrab disapa Buya Yahya, cinta dan kasih sayang sesungguhnya dalam Islam sangat diajarkan asal tak melanggar rambu-rambu syariat Islam ini.
Nah, terkait Valentine Day, kata Buya Yahya, di balik slogan kasih sayang tersebut, seringkali mengundang kerancuan atau kesalahpahaman hingga banyak dari kaum muslimin yang tergesa-gesa menerima bahkan mengokohkan, membela dan ikut memeriahkannya.
Padahal kalau kita cermati dengan seksama dan kita renungi permasalahannya, maka akan sangat gamblang dan jelas hukumnya,” kata Buya Yahya.
Lanjut Buya dalam buletin tersebut, dikatakan oleh para ulama “Alhukmu Ala Syaiin Far’un An Tasowwurihi,” artinya menghukum sesuatu itu harus terlebih dahulu mengetahui terlebih dahulu gambaran dari permasalahan yang akan dihukumi.
Selain itu, terdapat cerita sejarah unik yang menjadi latar belakang Hari Valentine ini. Ada pula berbagai fakta menarik mengenai hari valentine yang perlu diketahui dengan lebih baik dan mendalam.
Dilansir sumber lain. Konon, hari velentine, diambil dari nama Saint Valentine, seorang pendeta Katolik yang tinggal di Roma pada abad ke-3. Ada banyak cerita tentang St Valentine dan seiring berjalannya waktu cerita-cerita ini berkembang menjadi legenda yang kita kenal sekarang.
Salah satunya, cerita yang mengisahkan pada masa di mana banyak orang Romawi memeluk agama Kristen. Namun, saat itu Kaisar Claudius II adalah seorang penyembah berhala dan membuat undang-undang ketat tentang apa yang boleh dilakukan oleh orang Kristen.
Claudius percaya bahwa tentara Romawi harus sepenuhnya mengabdi pada Roma dan oleh karena itu mengesahkan undang-undang yang melarang mereka untuk menikah. Namun saat itu, Saint Valentine memberanikan diri menikahi para prajurit dalam upacara Kristen rahasia. Ini merupakan momen awal di mana Valentine mulai percaya tentang pentingnya sebuah cinta.
Akhirnya, Valentine ditangkap dan dipenjara oleh Cladius akibat hal yang dilakukannya. Saat dipenjara, Valentine merawat sesama narapidana dan juga putri sipirnya yang buta. Legenda mengatakan bahwa Valentine menyembuhkan kebutaan gadis itu dan bahwa tindakan terakhirnya sebelum dieksekusi adalah menulis pesan cinta yang ditandatangani ‘dari Valentine Anda’.
Valentine dieksekusi pada 14 Februari tahun 270. Tidak sampai lebih dari 200 tahun kemudian tanggal 14 Februari diproklamasikan sebagai Hari Saint Valentine.
Dari latar belakang sejarahnya, dapat dipahami bahwa Hari Valentine artinya rasa cinta tulus yang ditunjukkan oleh Saint Valentine kemudian tradisi mulai berkembang di masyarakat. Setiap peringatan Valentine, banyak masyarakat yang mengirimkan kartu khusus untuk mengungkapkan kasih sayangnya.
Hingga kini, perayaan hari Valentine masih dilakukan oleh sebagian besar orang. Karena hari Valentine artinya ungkapan cinta romantis, perayaan ini identik dengan pemberian suprize kepada pasangan. (*)