Akibat BAB Sembarangan, Pengungsi Rohingya di Aceh Dipisahkan dari Pemukiman Warga

PENGUNGSI. Ratusan pengungsi Rohingya akan dipindahkan dari pemukiman warga akibat BAB sembarangan. (Foto:IST/Google)

IN, MAKASSAR – Belakangan ini sejak Desember 2023, Yance Tamaela, seorang pejabat yang terkait dengan penampungan pengungsi, telah menerima banyak keluhan dari warga terkait buang hajat sembarangan yang dilakukan oleh pengungsi Rohingya. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena belum tersedianya tempat yang layak untuk buang air, sehingga pengungsi diarahkan untuk melakukannya di pantai.

Sebagai tidak lanjut dari hal tersebut, diketahui sebanyak 180 pengungsi Rohingya yang ditempatkan di sepanjang Pantai Gampong Blang Raya, Kabupaten Pidie, Aceh, telah dipindahkan ke lokasi yang lebih jauh dari permukiman penduduk setempat. Keputusan pemindahan ini diambil sebagai respons terhadap tindakan buang air besar (BAB) sembarangan yang dilakukan oleh para pengungsi, terutama menuju tambak milik warga.

Keuchik Gampong Batee Zakaria dari Pidie menjelaskan bahwa warga setempat telah membongkar tenda tempat tinggal para pengungsi Rohingya dan memindahkannya ke arah barat. Tujuannya adalah untuk mencegah tindakan yang mengganggu tersebut agar tidak terulang.

“Pemindahan ini dilaksanakan setelah masyarakat mengeluhkan perilaku tersebut dan meminta solusi kepada pihak berwenang,” ucapnya, Senin (17/12/2023).

KPU Umumkan 11 Panelis Debat Perdana Capres Cawapres 12 Desember Mendatang 

Perlu diketahui, gelombang pengungsi Rohingya pertama kali muncul pada tahun 2015, dengan peningkatan jumlah pengungsi setelah krisis massal di Bangladesh pada tahun 2017. Meskipun awalnya diterima dengan baik di Aceh, masyarakat lokal mulai merasa terganggu oleh beberapa pengungsi yang menunjukkan perilaku tidak senonoh dan sering kali melakukan protes. Pemerintah Indonesia mencatat bahwa per Senin, 4 Desember 2023, jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia mencapai 1.487 orang.

Gelombang terakhir pengungsi Rohingya terjadi pada Minggu, 10 Desember sekitar 200 pengungsi tiba di wilayah Kabupaten Pidie, Aceh. Diketahui ini merupakan kesepuluh sejak bulan November 2023. Dihari yang sama, dalam video yang beredar luas di media sosial, memperlihatkan beberapa pengungsi Rohingya yang melakukan protes karena keterlambatan bantuan makanan untuk mereka. Menurut keterangan yang diberikan, keterlambatan tersebut terjadi karena petugas mengantar pengungsi yang sedang sakit ke rumah sakit.

Isu semacam ini telah banyak tercatat baik di aparat setempat maupun dokumentasi di sosial media. Tak heran bila negara-negara asia bagian selatan sudah angkat tangan karena perilaku mereka yang buruk. Karena hal itu, waga aceh belakangan dikabarkan menolak kedatangan kapal-kapal yang berisi pengungsi dari Rohingya yang hendak mendarat di pemukiman mereka. Beberapa di antara kapal-kapal tersebut berhasil dipulangkan, namun ada beberapa orang menduga adanya campur tangan mafia dalam hal in yang menyebabkan pengungsi dari Rohingya tetap ditampung keberadaannya.

Namun, hal yang berkepanjangan terkait banyaknya isu yang beredar di masyarakat terkait perilaku pengungsi yang meresahkan masyarakat, perlu mendapat perhatian khusus, meskipun tindakan tegas penolakan dan pemulangan terhadap pengungsi rohingya tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan hak asasi manusia, namun hal ini dirasa perlu dilakukan dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah mengingat kesejahteraan masyarakat dan stabilitas negara adalah prioritas utama pemerintah Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *