INSPIRASI NUSANTARA – Peringatan Hari Kesadaran Feng Shui Internasional, yang jatuh setiap tanggal 8 April, menjadi momentum penting untuk merefleksikan nilai-nilai harmoni dalam gaya hidup dan budaya manusia masa kini.
Di tengah arus kehidupan modern yang cepat dan penuh tekanan, semakin banyak orang mencari cara untuk menciptakan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan lingkungan. Salah satu pendekatan yang kini kembali mendapat perhatian global adalah Feng Shui, sebuah seni dan filosofi kuno dari Tiongkok yang mengajarkan cara menata lingkungan agar selaras dengan energi alam.
Secara harfiah, Feng Shui berarti “angin dan air”, dua elemen alam yang melambangkan aliran energi vital dalam kehidupan. Konsep ini berakar dari keyakinan bahwa lingkungan fisik memengaruhi kesejahteraan seseorang—baik secara emosional, spiritual, maupun materi.
Dalam buku Lillian Too yang berjudul Living With Good Feng Shui, menekankan bahwa Feng Shui bukanlah sekadar dekorasi rumah, melainkan sebuah cara pandang terhadap dunia. Feng Shui mengajarkan kita untuk hidup sadar dan selaras dengan lingkungan.
Dari Tradisi Tiongkok ke Gaya Hidup Global
Awalnya dipraktikkan oleh masyarakat Tiongkok ribuan tahun lalu sebagai panduan membangun rumah dan kota, Feng Shui kini telah melampaui batas budaya. Di era modern, pendekatan ini diadopsi dalam dunia arsitektur, desain interior, hingga gaya hidup sehat.
Bahkan, di kota-kota besar seperti New York, Tokyo, hingga Jakarta, banyak konsultan Feng Shui yang membantu individu maupun perusahaan menata ruang demi meningkatkan produktivitas dan kenyamanan hidup.
Tak hanya soal keberuntungan, banyak pelaku gaya hidup sadar energi khususnya generasi muda menjadikan Feng Shui sebagai panduan dalam menciptakan rumah yang tenang, ruang kerja yang fokus, hingga ruang meditasi yang penuh ketenangan.
Menghidupkan Budaya Harmoni di Tengah Modernitas
Dalam konteks budaya, Feng Shui juga memperkaya narasi tentang bagaimana manusia menghargai ruang sebagai bagian dari ekspresi diri dan spiritualitas. Budaya Tiongkok kuno mengajarkan bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan ruang suci tempat energi kehidupan bertemu dengan nilai-nilai keluarga, tradisi, dan harapan masa depan.
Di Indonesia sendiri, praktik serupa dalam kearifan lokal juga ditemukan, seperti dalam penataan rumah adat yang memperhatikan arah mata angin, fungsi ruang, hingga kesucian tempat tertentu. Kesamaan ini menunjukkan bahwa budaya kita sejak lama telah mengenal pentingnya harmoni antara manusia dan alam.
Merayakan dengan Kesadaran Baru
Hari Kesadaran Feng Shui Internasional tidak mengharuskan kita menjadi ahli Feng Shui. Sebaliknya, ia mengundang kita untuk lebih peduli terhadap energi di sekitar dari bagaimana kita menata ruang, menjaga kebersihan, hingga menyelaraskan niat hidup dengan lingkungan.
Feng Shui mengajarkan satu hal penting, lingkungan yang baik bukan hanya soal estetika, tapi juga tentang energi yang mengalir dengan niat yang baik. Dan dari sinilah gaya hidup sehat, penuh kesadaran, dan bermakna dapat tumbuh. (*/IN)