INSPIRASI NUSANTARA–Anak-anak yang lahir dalam Generasi Beta akan tumbuh dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi canggih. Namun, kemajuan ini membawa tantangan baru bagi orangtua, dari mengelola waktu layar anak hingga mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan.
Anak-anak yang lahir dalam Generasi Beta diprediksi akan jauh lebih mahir dalam memanfaatkan teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, kemajuan teknologi ini juga membawa sejumlah tantangan yang perlu dihadapi oleh orangtua.
BACA JUGA: Generasi Beta: Pionir Teknologi dan Pelopor Keberlanjutan di Masa Depan
Menurut McCrindle, Generasi Beta akan hidup dalam lingkungan yang menggabungkan dunia digital dan fisik secara mulus. Generasi ini akan terhubung, dengan dampak teknologi AI, robotika, dan perubahan iklim.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam memastikan bahwa anak-anak ini berkembang dengan baik di tengah kemajuan teknologi yang pesat, sambil tetap menjaga keseimbangan dengan dunia nyata.
BACA JUGA: 2025 Ada Generasi Beta : Akankah Gen Z Berhenti Disalahpahami?
Berikut ini adalah beberapa tantangan utama yang harus diperhatikan oleh orangtua yang memiliki anak Generasi Beta.
1. Mengatur Waktu Layar Anak
Menurut Psikolog Juhi Pandey, kemajuan teknologi dapat membuat anak-anak Gen Beta rentan terhadap kecanduan gadget. Oleh karena itu, orangtua perlu berperan aktif dalam membatasi waktu yang dihabiskan anak di depan layar.
Orangtua juga harus memberikan contoh dalam menggunakan teknologi secara bijak. Menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi untuk tujuan belajar dan membatasi waktu penggunaan yang berlebihan menjadi sangat penting untuk perkembangan anak.
2. Mengajarkan Kepedulian terhadap Lingkungan
Anak-anak Gen Beta akan menghadapi berbagai tantangan lingkungan akibat krisis iklim yang semakin intens. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak peduli terhadap kelestarian bumi.
Ini bisa dimulai dengan edukasi tentang daur ulang, gaya hidup minimalis, dan tanggung jawab lingkungan. Dengan membekali anak dengan pemahaman ini, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup planet kita.
3. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
Kemudahan akses informasi melalui teknologi dan AI bisa berdampak pada pola pikir anak-anak Gen Beta. Meskipun teknologi memberikan kemudahan, penting bagi orangtua untuk memastikan anak tidak terlalu bergantung pada teknologi.
Tanpa pengawasan, kemudahan tersebut bisa mengurangi kemampuan berpikir kritis mereka. Oleh karena itu, orangtua perlu mengajarkan anak untuk berpikir secara mandiri dan kritis, agar mereka tidak terlena dengan segala kemudahan yang ditawarkan teknologi.
4. Menjaga Keseimbangan Antara Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan
Salah satu dampak dari kemajuan teknologi adalah terciptanya budaya kerja yang ‘selalu aktif’, yang menuntut fleksibilitas dan dapat mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Generasi Beta akan merasakan dampak dari perubahan ini, di mana pekerjaan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Ini bisa berdampak pada kesehatan mental mereka jika tidak ada keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
5. Ancaman ‘Cyberbullying’ yang Terus Meningkat
Untuk membimbing Generasi Beta, orang tua harus waspada terhadap ‘cyberbullying’ dan memahami kehidupan virtual anak-anak. Keterlibatan aktif orang tua sangat penting agar anak merasa aman dan terbimbing di dunia maya.
Menghadapi tantangan ini, peran orangtua menjadi kunci utama dalam membimbing anak-anak Generasi Beta agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak, peduli terhadap lingkungan, berpikir kritis, dan tetap menjaga keseimbangan hidup yang sehat. (fit/in)