Kreatif! APT Lisa dan Bruno Mars Bertransformasi Jadi Lagu Bugis

Kreatif! APT Lisa dan Bruno Mars Bertransformasi Jadi Lagu Bugis
ILUSTRASI. APT, hits Lisa dan Bruno Mars ditransformasi menjadi lagu Bugis, Tumbu-Tumbu Langnga yang ternyata memiliki melodi yang serupa. (foto:ig/@blackpinkslation)

INSPIRASI NUSANTARA–APT, hits Lisa dan Bruno Mars ini mengundang begitu banyak kreativitas di kalangan Generasi Z atau Gen Z, tidak terkecuali anak-anak muda di Sulawesi Selatan. Mereka mentransformasi lagu APT ke versi Bugis yang ternyata memiliki melodi yang serupa dengan lagu Tumbu-Tumbu Langnga.

Di era globalisasi, kreativitas anak muda Indonesia, terutama Gen Z, semakin tak terbatas. Salah satu bukti nyata adalah bagaimana mereka mentransformasi lagu “After Like” (APT) yang dipopulerkan oleh Rosé BLACKPINK menjadi versi lokal dengan sentuhan budaya Bugis melalui lagu tradisional “Tumbu-Tumbu Langnga”.

Gen Z Sulawesi Selatan tak hanya menggubah lirik, tetapi juga memadukan irama khas tradisional Bugis dengan elemen musik K-pop. Kombinasi ini menciptakan harmoni baru yang menyentuh lintas generasi, dari penggemar musik tradisional hingga pencinta K-pop.

Kreativitas Gen Z memang patut diacungi jempol, terutama dalam memadukan budaya global dengan lokal.  Gen Z di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan, memiliki cara unik untuk merespons budaya populer global.

Dengan menggabungkan elemen K-pop yang sedang mendunia dengan lagu daerah Bugis, mereka menciptakan karya yang terasa segar namun tetap mengakar pada budaya lokal.

Lagu Tumbu Tumbu Langnga yang memiliki irama khas Bugis menjadi media sempurna untuk merangkul audiens yang lebih luas, baik pencinta musik tradisional maupun penggemar K-pop.

Kreativitas ini tak hanya menunjukkan kecintaan mereka pada budaya lokal, tetapi juga kemampuan adaptasi dalam mengolah tren global. Di era media sosial, karya seperti ini mudah viral, menjangkau komunitas lebih luas, dan memperkenalkan budaya Bugis ke dunia luar.

Ini juga membuktikan bahwa musik tidak memiliki batas, menjadi ruang kolaborasi lintas budaya. Jika tren ini terus berkembang, bukan tidak mungkin kolaborasi budaya ini akan melahirkan gerakan musik baru yang lebih inklusif dan inovatif.

Kreativitas Gen Z Sulawesi Selatan telah membuktikan bahwa budaya lokal mampu bersaing sekaligus bersinergi dengan tren dunia. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *