Tidak Sarapan Bisa Turunkan Berat Badan, Begini Penjelasannya!

SARAPAN. (Foto: IST)

INSPIRASI NUSANTARA— Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan. Salah satunya ialah dengan berhenti sarapan.

Dengan tidak sarapan, jumlah kalori yang masuk ke tubuh akan semakin berkurang. Dengan demikian, tubuh akan memakai lemak sebagai energi cadangan untuk beraktivitas. Hasilnya, berat badan pun menurun seiring dengan berkurangnya jumlah lemak dalam tubuh.

Dalam kanal YouTube Dunia Ade Rai, Ade Rai menjelaskan bahwa mengurangi porsi waktu makan menjadi step pertama untuk menurunkan berat badan. Ia menjelaskan bahwa jika dalam sehari kita tidak makan hanya pada saat tidur, maka jendela tidak makan (waktu yang kita gunakan untuk tidak makan) hanya 30% dalam sehari.

Sementara itu, kita menggunakan 70%  dari hari kita untuk makan. Karena itu, sebagai langkah pertama untuk menurunkan berat badan ialah dengan membalik porsi antara waktu untuk makan dan waktu untuk tidak makan dalam sehari.

“Jadi, bagaimana caranya? Kita balik, kita switch, biar jendela makannya itu menjadi hanya 30 % dan jendela tidak makannya jadi 70%. Saya membuat satu proposal kepada teman-teman, yaitu tidak makan pagi,” ungkap Ade Rai.

Ade Rai memilih tidak sarapan sebagai langkah untuk menurunkan berat badan bukan karena tanpa alasan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa cara ini merupakan konsekuensi dari defisit kalori.

“Kalau terakhir makan jam 8, jam 9 malam, berarti nanti makannya lagi jam 11 siang sebagai breakfasting-nya.  Dengan tidak makan pagi, langsung makan siang, terjadi perubahan persentase kepemilikan di mana jendela tidak makan kita justru jadi lebih dominan. Hanya dengan satu step ini saja, teman-teman sudah dapat yang namanya konsekuensi defisit kalori,” jelasnya.

Jika sulit untuk meninggalkan sarapan, Ade Rai menawarkan pilihan lain, tetapi tetap dengan porsi jam makan lebih sedikit. Ia menyarankan untuk menggunakan Time Restricted Feeding (TRF).

“Kalau teman-teman bingung dengan hitungan ini, teman-teman juga bisa pakai yang namanya time restricted feeding atau yang dikenal jam disiplin makan,” katanya lagi.

TRF merupakan pengaturan waktu jam makan yang dalam satu periodenya berlangsung selama 8 jam. Ade Rai membaginya ke dalam tiga bagian periode waktu.

Pertama, yaitu dari pukul 8 pagi hingga 4 sore, sedangkan yang kedua, dari pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Kedua periode tesebut masih memungkinkan sarapan, tetapi tidak dengan makan malam.

Sementara periode ketiga berlangsung dari pukul 1 siang hingga pukul 8 malam. Pada periode waktu ini tidak memungkinkan seseorang sarapan, tetapi justru makan malam.

Di luar dari waktu makan tersebut, Ade Rai menyarankan untuk tidak atau berpuasa. “Setelahnya teman-teman pausa, tapi bukan dry fasting. Teman-teman bisa tetap minum teh yang penting jangan memasukkan gula,” terangnya lagi. (*/IN)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *