INSPIRASI NUSANTARA–Berpikir dan aktivitas mental lainnya memang tetap membutuhkan energi. Karena itu, sangat mungkin bagi kamu tetap merasa letih meski tidak melakukan aktivitas berat.
Otak adalah organ yang sangat aktif secara metabolik, meskipun hanya sekitar 2% dari berat tubuh. Otak dapat mengonsumsi sekitar 20% dari total energi yang digunakan oleh tubuh saat istirahat.
Rata-rata, otak manusia membutuhkan sekitar 300-500 kalori per hari hanya untuk menjalankan fungsi dasarnya, seperti menjaga kesadaran, mengatur sistem saraf, dan mendukung fungsi kognitif dasar. Namun, berpikir keras atau terlibat dalam aktivitas mental yang intens (seperti menyelesaikan masalah yang kompleks atau belajar) tidak meningkatkan konsumsi energi secara drastis.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas mental berat dapat meningkatkan penggunaan energi otak hingga sekitar 5% lebih banyak daripada kondisi istirahat. Jadi, aktivitas berpikir keras membutuhkan tambahan energi, penambahan kalorinya antara 10-20 kalori per jam.
Jadi, meskipun otak membutuhkan energi untuk berpikir, kebanyakan kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas otak berasal dari energi yang sudah digunakan untuk mempertahankan fungsi dasar tubuh. Namun, beberapa kondisi, tetap dapat menimbulkan rasa lelah.
Rasa lelah saat hanya berpikir atau melakukan aktivitas mental intens disebabkan oleh beberapa faktor yang terkait dengan fungsi otak dan kondisi tubuh secara keseluruhan. Berikut ini beberapa kondisi yang membuat kamu lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat.
- Konsumsi Energi Otak yang Tinggi
Otak adalah organ yang sangat aktif secara metabolik. Meskipun hanya sekitar 2% dari berat tubuh, otak menggunakan sekitar 20% dari energi yang dimiliki tubuh saat dalam keadaan istirahat. Ketika kita berpikir atau melakukan aktivitas kognitif yang intens, seperti memecahkan masalah kompleks, otak membutuhkan lebih banyak glukosa (sumber energi utama untuk otak) dan oksigen. Meskipun peningkatan konsumsi energi ini tidak setinggi aktivitas fisik, tetap saja aktivitas mental yang berat dapat menghabiskan sumber daya yang tersedia dan menyebabkan perasaan lelah.
- Stres Mental dan Kelelahan Kognitif
Berpikir keras dapat menimbulkan stres mental, terutama jika melibatkan tugas yang rumit atau menantang. Aktivitas kognitif yang terus-menerus tanpa istirahat dapat menyebabkan kelelahan kognitif, di mana fungsi otak, seperti perhatian dan pemrosesan informasi, menjadi kurang efisien. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa lelah, meskipun tidak melakukan aktivitas fisik.
- Pengaruh Neurotransmitter
Ketika otak bekerja keras, neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin berperan dalam menjaga fokus, suasana hati, dan energi. Namun, penggunaan neurotransmitter ini dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penurunan kadar mereka, yang dapat berkontribusi pada perasaan lelah atau penurunan motivasi.
- Pengaruh Psikologis
Ketika kita berpikir atau melakukan tugas mental yang sulit, sering kali kita juga merasakan tekanan psikologis, misalnya rasa cemas atau khawatir jika tugas tersebut tidak selesai dengan baik. Tekanan ini dapat meningkatkan stres yang dirasakan tubuh, yang pada gilirannya membuat kita merasa lebih lelah daripada seharusnya.
- Kurangnya Istirahat Mental
Seperti halnya otot yang membutuhkan waktu untuk pulih setelah latihan fisik, otak juga memerlukan waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah beraktivitas intens. Ketika seseorang terus-menerus berpikir atau mengerjakan tugas-tugas kognitif tanpa jeda, otak menjadi lebih cepat lelah.
Rasa lelah yang muncul setelah berpikir keras atau stres mental menandakan bahwa otak juga membutuhkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi, sama seperti tubuh setelah aktivitas fisik. (*/IN)