INSPIRASI NUSANTARA–Kuliner tradisional tak hanya soal menjaga warisan, tetapi juga tentang bagaimana menghidupkannya kembali dengan cara yang lebih segar dan relevan. Inilah yang dilakukan Rahman, pemuda asal Maros yang namanya melejit setelah mengikuti MasterChef Indonesia Season 10.
Kuliner khas Sulawesi Selatan terus berkembang berkat kreativitas anak muda yang tak hanya mempertahankan warisan tradisional, tetapi juga memberikan sentuhan inovatif.
Salah satu sosok inspiratif adalah Rahman, pemuda asal Maros yang kini dikenal luas setelah mengikuti ajang MasterChef Indonesia Season 10.
Melalui platform Instagram-nya, @rahman.mci10, ia aktif membagikan kreasi masakan khas Sulsel dengan inovasi yang menggugah selera.
Kreativitas dalam Melestarikan Kuliner Lokal
Rahman sudah akrab dengan berbagai hidangan khas Sulawesi Selatan, seperti kapurung, pallu kacci, dan barobbo . Kecintaannya terhadap dunia kuliner semakin berkembang setelah ia mendalami teknik memasak modern.
Berbekal ilmu dari kompetisi MasterChef Indonesia Season 10 dan pengalamannya di dapur , Rahman kini berupaya menghidupkan kembali makanan tradisional dengan sentuhan kekinian.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah kapurung bawang, versi unik dari kapurung makanan khas Sulawesi yang berbahan dasar sagu. Jika biasanya kapurung menggunakan kuah ikan atau ayam dan sayur, Rahman menghadirkan versi berbeda dengan tambahan bawang yang memberikan cita rasa yang lebih kaya.
Selain itu, ia juga mengolah ikan pallu kacci dengan rumput laut, perpaduan antara ikan kuah asam khas Bugis dengan tambahan rumput laut yang memberikan tekstur unik serta nilai gizi tinggi. Inovasi ini bukan hanya sekadar kreasi baru, tetapi juga cara untuk mengenalkan bahan lokal yang kaya manfaat kepada generasi muda.
Misi Besar: Mengangkat Kuliner Sulsel ke Kancah Nasional
Melalui media sosialnya, Rahman tidak hanya menampilkan keahlian memasaknya, tetapi juga berbagi cara mengolah makanan khas dengan sentuhan modern serta filosofi di balik setiap hidangan. Baginya, makanan tradisional bukan sekadar soal rasa, tetapi juga cerminan identitas dan kebanggaan budaya.
Dengan antusiasme dan kreativitasnya, Rahman berhasil menarik perhatian banyak orang, termasuk kalangan muda yang mulai tertarik mengeksplorasi kuliner khas daerah mereka sendiri.
Makanan Lokal, Rasa Global
Apa yang dilakukan Rahman menunjukkan bahwa kuliner tradisional tidak harus stagnan. Dengan pendekatan kreatif dan pemanfaatan teknologi digital, makanan khas daerah bisa tetap hidup dan berkembang seiring zaman.
Perjalanan Rahman bisa menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya untuk terus menggali potensi budaya lokal dan membawanya ke level yang lebih tinggi.
Di tengah derasnya arus globalisasi, upaya seperti ini menjadi kunci dalam menjaga kekayaan kuliner Nusantara agar tetap lestari dan dikenal hingga ke kancah internasional. (fit/in)