INSPIRASI NUSANTARA–Wisata sejarah Makassar menyuguhkan lebih dari sekadar bangunan tua ia menghadirkan kisah peradaban, perjuangan, dan identitas budaya yang terus hidup di tengah hiruk pikuk modernitas.
Setiap tanggal 18 April, dunia memperingati Hari Monumen dan Situs Internasional, atau yang dikenal juga sebagai Hari Warisan Dunia. Dalam konteks ini, wisata sejarah Makassar menjadi contoh nyata bagaimana situs-situs bersejarah bisa tetap hidup dan memberi manfaat edukatif bagi masyarakat.
Sebagai salah satu kota pelabuhan tertua di Indonesia, Makassar telah menjadi poros peradaban di wilayah timur nusantara selama berabad-abad. Dari masa kejayaan Kerajaan Gowa-Tallo hingga jejak kolonialisme, wisata sejarah Makassar merekam perjalanan panjang peradaban yang tak ternilai harganya.
Dilansir dari laman makassarkota.go.id, Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dan menjadi pusat peradaban penting sejak zaman Kerajaan Gowa-Tallo.
Wisata sejarah Makassar tidak hanya menawarkan pemandangan arsitektur kuno, tetapi juga nilai edukatif dan budaya yang tinggi. Berikut 6 Wisata sejarah Makassar yang wajib Anda kunjungi :
1. Benteng Fort Rotterdam: Simbol Perlawanan dan Kebudayaan
Benteng Fort Rotterdam, yang dibangun pada 1545 oleh Raja Gowa ke-9, menjadi salah satu ikon sejarah Makassar. Terletak di pesisir barat kota, benteng berbentuk penyu ini menyimpan Museum La Galigo—tempat ribuan koleksi sejarah tersimpan, termasuk artefak kerajaan dan peninggalan masyarakat lokal.
Benteng ini buka setiap hari pukul 08.00–18.00 WITA dan dapat dikunjungi secara gratis, dengan sistem donasi sukarela untuk pemeliharaan.
2. Museum Kota Makassar: Potret Masa Silam dalam Bingkai Modern
Di Jalan Balaikota No.11, Museum Kota Makassar tampil dengan wajah baru usai direnovasi dan resmi dibuka kembali pada Mei 2024. Koleksinya mencakup etnografika, arkeologika, hingga sejarah kolonial dan kemerdekaan.
Di antara benda-benda yang dipamerkan, terdapat bola meriam legendaris dari masa pertempuran Gowa vs Belanda.
3. Benteng Somba Opu: Rekonstruksi Sejarah dalam Format Edukatif
Tak jauh dari pusat kota, sekitar 6 km di Jalan Daeng Tata, terdapat Benteng Somba Opu. Kawasan ini telah diubah menjadi taman edukatif budaya yang menampilkan rumah adat dari berbagai suku di Sulawesi Selatan dan Museum Karaeng Pattingalloang.
Dengan tiket masuk sekitar Rp10.000, pengunjung dapat merasakan nuansa sejarah sekaligus mengenal kekayaan budaya lokal.
4. Museum La Galigo: Penjaga Identitas Budaya Sulawesi Selatan
Terletak di dalam Fort Rotterdam, Museum La Galigo adalah museum tertua di provinsi ini. Sejak diresmikan pada 1970, museum ini menjadi pusat pembelajaran budaya Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.
Jam kunjungan dibuka setiap hari kerja mulai pukul 08.00–15.30 WITA dengan tiket Rp5.000 untuk dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak.
5. Pelabuhan Paotere: Denyut Nadi Maritim yang Masih Berdenyut
Bagi pencinta sejarah maritim, Pelabuhan Paotere adalah lokasi yang tak boleh dilewatkan. Sejak abad ke-16, pelabuhan ini menjadi titik vital perniagaan dan ekspedisi Kesultanan Gowa.
Kini, pengunjung bisa menyaksikan aktivitas para nelayan, melihat kapal-kapal tradisional yang masih beroperasi, dan mencicipi kuliner laut segar.
Waktu terbaik berkunjung adalah antara pukul 08.00 hingga 16.00 WITA.
6. Makam Pangeran Diponegoro: Menyatu dalam Sejarah Makassar
Tak banyak yang tahu bahwa Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional yang memimpin Perang Jawa, menghembuskan napas terakhirnya di Makassar. Setelah ditangkap Belanda pada 1830 dan diasingkan ke Manado, beliau dipindahkan ke penjara Fort Rotterdam hingga akhir hayatnya.
Makam Pangeran Diponegoro terletak di Jalan Diponegoro, Kecamatan Wajo, dan menjadi salah satu situs bersejarah yang sangat mudah diakses dari pusat kota.
7. Gereja Katolik Katedral Makassar: Warisan Arsitektur Abad ke-20
Di sudut Jalan Kajaolalido berdiri megah Gereja Katolik Katedral Makassar, gereja tertua di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Dibangun pada 1906, gereja ini awalnya melayani umat Katolik dari kalangan orang asing. Dengan gaya arsitektur Medieval Italy dan elemen klasik Inggris, bangunan ini menjadi bagian penting dari lanskap sejarah kota.
Berjalan-jalan menyusuri situs wisata sejarah Makassar tak hanya memberi pengalama, tetapi juga pelajaran berharga tentang nilai perjuangan, toleransi, dan keberagaman budaya.
Di momen Hari Monumen dan Situs Internasional, mari kita jadikan kunjungan ke tempat-tempat ini sebagai cara merawat memori kolektif bangsa. (*/IN)