INSPIRASI NUSANTARA – Kearifan lokal Sulsel dalam kuliner tak sekadar hidup dalam rasa, tapi juga dalam nilai, filosofi, dan warisan yang dijaga lintas generasi. Salah satu wujud paling autentik dari kekayaan tersebut adalah Nasu Cemba, sajian khas masyarakat Enrekang yang berbahan dasar iga sapi
Kearifan lokal Sulsel dalam kuliner masyarakat Enrekang, tercermin kuat dalam sajian tradisional yang menggugah rasa dan sarat makna yaitu Nasu Cemba. Hidangan berbahan dasar iga sapi ini bukan sekadar makanan, melainkan simbol hubungan harmonis antara manusia dan alam, serta cerminan nilai kesabaran dan tradisi masyarakat Massenrempulu.
Menurut laporan yang dilansir dari ResearchGate, dalam sebuah penelitian H. Saleh tokoh masyarakat Enrekang menuturkan bahwa Nasu Cemba bukan masakan sembarangan. Kearifan Lokal Sulsel dalam kuliner ini biasa disajikan dalam hajatan penting seperti pernikahan atau acara kenegaraan di Gubernuran.
Kearifan Lokal Sulsel dalam masakan ini hanya diracik oleh masyarakat Enrekang, karena keterampilannya diwariskan secara turun-temurun. Seluruh bahan utama, mulai dari daging sapi hingga rempah-rempah, berasal dari alam Enrekang yang subur.
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat setempat mampu mengelola sumber daya alamnya untuk mendukung kehidupan, melestarikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan.
Kearifan Lokal Sulsel Dari Alam, Kembali ke Meja Makan
Kearifan lokal Sulsel dalam kuliner, penggunaan bahan-bahan tradisoal bukan hanya soal rasa, melainkan filosofi hidup. Nasu Cemba adalah salah satu wujud nyata hubungan manusia dengan alam.
Salah satu komponen penting dari masakan ini adalah daun cemba, tanaman liar khas Enrekang yang memberikan rasa asam alami pada kuah iga sapi yang kaya bumbu.
Uniknya, daun cemba tidak dibudidayakan secara massal. Ia tumbuh liar di pegunungan sejuk dan hanya bisa dipetik dengan hati-hati karena memiliki duri di tangkainya. Dalam tradisi lisan masyarakat Duri, daun ini diyakini mampu menetralkan kolesterol dalam daging dan memberikan sensasi segar setelah makan pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun.
Kearifan Lokal Sulsel, Teknik Memasak yang Sarat Filosofi
Keistimewaan Nasu Cemba tak hanya pada bahan-bahannya, tapi juga pada proses memasaknya yang penuh kesabaran. Iga sapi direbus perlahan bersama racikan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, ketumbar, dan dauncemba.
Kearifan lokal Sulsel dalam proses memasak secara tradisional menggunakan kayu bakar, dengan api kecil, memakan waktu lebih dari satu jam. Teknik ini menggambarkan filosofi hidup masyarakat Enrekang bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas, dibutuhkan waktu, ketekunan, dan cinta.
Menjaga Warisan, Membangun Masa Depan
Kini, semakin banyak generasi muda Enrekang yang memperkenalkan Nasu Cemba di restoran dan rumah makan. Ini bukan sekadar langkah komersial, tetapi bentuk kebanggaan akan identitas kuliner lokal.
Di tengah arus modernisasi dan budaya makanan cepat saji, Nasu Cemba hadir sebagai pengingat bahwa kekuatan rasa sejati berasal dari kesederhanaan yang dipelihara dengan cinta dan kearifan lokal Sulsel. (*/IN)