INSPIRASI NUSANTARA–Perebutan kursi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) antara Jusuf Kalla (JK) dan Agung Laksono semakin memanas, menyusul klaim dualisme kepemimpinan pada Musyawarah Nasional (Munas) XXII pada Minggu (8/12/2024).
Perebutan posisi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) periode 2024-2029 semakin memanas setelah dua kubu saling mengklaim kemenangan. Dalam Musyawarah Nasional (Munas) XXII yang berlangsung pada Minggu (8/12/2024), Jusuf Kalla terpilih kembali sebagai Ketua PMI secara aklamasi.
Namun, Agung Laksono juga mengklaim terpilih sebagai Ketua PMI dalam Munas tandingan yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta. Dualisme kepemimpinan ini mencuri perhatian, terutama karena keduanya merupakan tokoh senior Partai Golkar.
Tak hanya perebutan kekuasaan yang menarik perhatian, namun juga perbandingan harta kekayaan antara keduanya. Berdasarkan laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN), mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tercatat terakhir kali melaporkan kekayaannya pada 30 Maret 2019.
Dalam laporan tersebut, JK mengungkapkan memiliki harta kekayaan bersih senilai Rp900,84 miliar. Aset terbesar JK berupa tanah dan bangunan yang mencapai Rp263,74 miliar, tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dan Australia.
Selain itu, JK juga memiliki aset kendaraan senilai Rp975 juta, harta bergerak Rp3,23 miliar, serta surat berharga dan kas dengan total nilai mencapai puluhan miliar.
Di sisi lain, Agung Laksono, yang terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 28 Maret 2024, mengklaim memiliki kekayaan bersih Rp66,26 miliar. Mayoritas kekayaannya berupa tanah dan bangunan senilai Rp63,85 miliar, yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan.
Agung juga memiliki kendaraan mewah, yakni Jaguar XJL 3.0 V6 AT dan Toyota Alphard Tipe G, senilai total Rp2 miliar. Selain itu, Agung tercatat memiliki harta bergerak senilai Rp368,5 juta, surat berharga Rp125 juta, serta kas Rp517,38 juta.
Namun, Agung juga mengungkapkan memiliki utang sebesar Rp335 juta.
Perbandingan kekayaan ini semakin menambah warna dalam persaingan sengit antara kedua tokoh untuk memimpin PMI ke depan.
Dengan selisih yang cukup signifikan, perbandingan kekayaan ini menambah warna dalam persaingan sengit antara keduanya untuk memimpin PMI. (fit/in)