Festival Kuliner di Makassar sebagai Motor Penggerak Ekonomi Kreatif

Festival Kuliner di Makassar sebagai Motor Penggerak Ekonomi Kreatif
FESTIVAL KULINER di Makassar sebagai Motor Penggerak Ekonomi Kreatif. (foto:ig/@ngemi.lucu)

INSPIRASI NUSANTARA – Makassar, sebagai salah satu kota kuliner terkemuka di Indonesia, terus memperlihatkan potensinya dalam industri ekonomi kreatif melalui berbagai festival kuliner yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Acara-acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi makanan khas Sulawesi Selatan, tetapi juga berperan signifikan sebagai penggerak bagi pelaku usaha lokal, UMKM, dan sektor pariwisata.

Meningkatkan Daya Saing Kuliner Lokal

Festival kuliner di Makassar menampilkan beragam makanan tradisional, seperti Coto Makassar, Konro, dan Pallubasa, serta inovasi kuliner modern. Acara ini menjadi kesempatan emas bagi pengusaha kuliner lokal untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.

BACA JUGA: Deretan Kuliner Sehat Khas Sulsel: Lezat dan Bernutrisi

BACA JUGA: Paduan Tradisi Sulsel dan Tren Modern, Gen Z Bisa Ciptakan Kuliner Kekinian Ini Saat Musim Durian

Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa subsektor kuliner menyumbang sekitar 41% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia, dengan nilai mencapai Rp455,44 triliun pada tahun 2020. Festival kuliner di Makassar semakin mengukuhkan peran industri makanan sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.

Membuka Peluang bagi UMKM dan Startup Kuliner

Dengan adanya festival kuliner, banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendapatkan platform untuk memamerkan produk mereka kepada audiens yang lebih luas. Selain penjualan langsung, mereka juga berkesempatan menjalin jaringan dan kemitraan dengan investor, restoran besar, atau platform digital.

GoFood Festival, misalnya, telah memberikan tempat strategis bagi UMKM kuliner di Makassar untuk berjualan, sehingga meningkatkan visibilitas dan penjualan produk mereka. Partisipasi dalam festival semacam ini membuka akses lebih luas ke pelanggan melalui e-commerce dan aplikasi pemesanan makanan, sejalan dengan tren digitalisasi yang terus berkembang.

BACA JUGA: Ide Kelas Virtual untuk UMKM Lokal dari Gen Z

BACA JUGA: Kuliner Unik Gen Z di Sulsel: Dari Coto Hingga Dessert Modern

Meningkatkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Festival kuliner tidak hanya menarik minat warga lokal, tetapi juga wisatawan domestik dan mancanegara. Kehadiran wisatawan dalam jumlah besar berdampak langsung pada sektor perhotelan, transportasi, dan industri kreatif lainnya, seperti seni pertunjukan dan kerajinan tangan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 34% perekonomian Sulawesi Selatan bergantung pada ekonomi Kota Makassar. Dengan berbagai festival kuliner yang rutin digelar, Makassar memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata gastronomi di Indonesia, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Dukungan Pemerintah dan Komunitas

Pemerintah daerah, bersama komunitas kuliner dan asosiasi ekonomi kreatif, terus mendukung penyelenggaraan festival kuliner melalui berbagai program, seperti pelatihan bagi pelaku usaha, sertifikasi halal, hingga promosi digital. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan daya saing produk lokal, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Festival kuliner di Makassar bukan sekadar perayaan makanan, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi kreatif. Dengan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, festival kuliner dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar, menjadikan Makassar sebagai pusat kuliner yang semakin diperhitungkan di Indonesia. (*/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *