INSPIRASI NUSANTARA – Saat bulan Ramadan tiba, menjaga pola makan sehat menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam memilih menu buka puasa yang tidak hanya lezat tetapi juga bergizi. Salah satu hidangan tradisional khas Sulawesi Selatan yang bisa menjadi pilihan adalah Sinole, makanan berbahan dasar sagu yang diolah tanpa minyak.
Memasuki bulan Ramadan, banyak orang mulai mencari menu berbuka puasa yang sehat dan bergizi tanpa kandungan minyak. Makanan berminyak dengan kadar lemak tinggi dapat memperlambat proses pencernaan dan memicu rasa haus berlebihan saat berpuasa.
Oleh karena itu, memilih menu berbuka puasa yang lebih sehat menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan tubuh selama Ramadan. Salah satu alternatif yang bisa dipilih adalah Sinole, makanan khas Sulawesi Selatan yang dibuat dari sagu tanpa tambahan minyak.
BACA JUGA: Menu Buka Puasa Pallubutung, Sajian Manis dari Sulsel
Dengan teksturnya yang lembut dan rasanya yang gurih-manis, Sinole tidak hanya lezat tetapi juga lebih mudah dicerna, sehingga membantu tubuh beradaptasi dengan pola makan selama Ramadan tanpa membebani sistem pencernaan.
Ahli gizi dan menu sehat dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), Dr. Andi Nurlinda, SKM, M.Kes., menjelaskan bahwa makanan berminyak mengandung kadar lemak tinggi. “Kandungan itu merupakan pemicu dehidrasi yang perlu dihindari,” ujarnya.
Sinole, Kuliner Tradisional yang Kaya Nutrisi
Sinole merupakan makanan khas yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan, terutama di wilayah Luwu dan sekitarnya. Hidangan ini dibuat dari sagu yang dicampur dengan kelapa parut dan gula merah, menghasilkan rasa yang khas dan tekstur yang lembut.
Keistimewaan Sinole tidak hanya terletak pada rasanya yang lezat, tetapi juga pada kandungan gizinya. Sagu sebagai bahan utama merupakan sumber energi kompleks yang dapat membantu tubuh tetap bertenaga selama berpuasa.
Sementara itu, kelapa parut memberikan tambahan serat, sedangkan gula merah memberikan rasa manis alami yang lebih sehat dibandingkan pemanis buatan.
Menu Buka Puasa yang Ramah Pencernaan
Menurut Dr. Andi Nurlinda, makanan yang minim minyak lebih mudah dicerna oleh tubuh, sehingga tidak membebani sistem pencernaan setelah seharian berpuasa.
Sinole menjadi pilihan yang ideal karena tidak melalui proses penggorengan, melainkan diolah dengan cara yang lebih sehat, menjaga keseimbangan gizi tanpa meningkatkan kadar lemak dalam tubuh.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat, Sinole hadir sebagai alternatif hidangan berbuka puasa yang tetap kaya rasa tanpa mengorbankan nilai gizi.
Ramadan tahun ini, mari memperkaya menu berbuka puasa dengan hidangan tradisional yang sehat dan bernutrisi dari Sulawesi Selatan! (fit/IN)