IN, MAKASSAR— Kesehatan masyarakat terus menjadi perhatian penting di berbagai negara, termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup modern, seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, dan meningkatnya tingkat stres, telah mendorong tingginya angka penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Nining Ade Ningsih, S.K.M., M.Kes, dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Tamalate Makassar menjelaskan bahwa upaya pencegahan adalah langkah paling strategis dalam menjaga kesehatan masyarakat.
“Fokus kami adalah bagaimana masyarakat tetap sehat, bukan hanya menunggu sampai mereka sakit. Kesehatan masyarakat mencakup langkah preventif seperti menjaga kebersihan lingkungan, pola makan yang sehat, serta kebiasaan hidup bersih,” jelas Nining, Rabu (22/01/2024).
Nining menyoroti pentingnya memaksimalkan peran Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan. Kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan Puskesmas dapat membantu menekan biaya pengobatan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan upaya pencegahan.
“Melalui edukasi yang efektif di tingkat Puskesmas, masyarakat bisa diberdayakan untuk menjaga kesehatannya. Hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan pribadi, dan mengatur asupan nutrisi adalah langkah awal yang sangat penting,” tambahnya.
Meski berbagai program kesehatan masyarakat telah dirancang dengan baik, pelaksanaannya masih menghadapi sejumlah hambatan, terutama di daerah terpencil. Nining mengungkapkan pengalaman dari survei dan pengabdian masyarakat yang menunjukkan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) kesehatan sebagai tantangan utama.
“Kekurangan tenaga kesehatan di daerah terpencil, terutama yang berada di pulau-pulau, menjadi kendala serius. Tidak jarang masyarakat kesulitan mendapatkan pelayanan medis karena tenaga kesehatan yang ada tidak berasal dari daerah tersebut dan kurang memahami kebutuhan masyarakat lokal,” jelasnya.
Menurut Nining, meski program-program pemerintah sudah cukup baik, efektivitasnya perlu terus ditingkatkan. Edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat diharapkan dapat menciptakan perubahan yang signifikan.
“Harapannya, pemerintah dapat memaksimalkan penempatan SDM kesehatan yang tepat serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapat menciptakan hubungan yang lebih baik antara tenaga kesehatan dan masyarakat sehingga edukasi tentang hidup sehat dapat berjalan efektif,” tutupnya.
Iis Ariska, mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Tamalatea Makassar dengan peminatan Epidemiologi dan Biostatistik, juga menyoroti pentingnya kesehatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Di kesehatan masyarakat, kita belajar seni untuk bertahan hidup. Kalau dokter berperan mengobati, kita fokus pada pencegahan sebelum penyakit muncul,” ujar Iis
Dengan langkah nyata seperti ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan mengurangi angka penyakit tidak menular melalui pendekatan preventif yang berkesinambungan. (*/IN)
Penulis: Priskawati Pakila’