INSPIRASI NUSANTARA–Ketika dunia digital begitu cepat melupakan yang lama, anak muda Sulawesi Selatan justru menemukan cara untuk menghidupkan kembali seni tradisional mereka hingga viral.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, anak muda Sulawesi Selatan memanfaatkan platform digital untuk melestarikan dan mempromosikan seni tradisional mereka sehingga viral di media sosial. Dengan kreativitas dan kecakapan teknologi, mereka berhasil membawa seni dan budaya lokal ke kancah nasional, bahkan internasional.
BACA JUGA: Gen Z Melestarikan Budaya Dengan Sentuhan Digital
BACA JUGA: Gen Z dan Budaya Siri di Sulsel: Antara Mandiri Berlebihan dan Nilai Keberanian
Penelitian (Sunaryo et al., 2024), temuan tentang hasil analisis konsep blended intercultural collaboration yang mengatakan bahwa perasaan diri dan rasa memiliki adalah tema utama koreografi dengan identitas.
Penelitan tersebut menyoroti pentingnya dua elemen utama dalam koreografi seni tradisional: rasa bangga terhadap diri sendiri dan rasa memiliki terhadap budaya. Kedua elemen ini menjadi pondasi kuat bagi anak muda untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya dalam setiap karya yang dihasilkan.
Berikut adalah strategi anak muda untuk mempromosikan seni dan budaya tradisional Sulawesi Selatan agar menjadi viral di platform digital.
1. Mengemas Seni Tradisional ke dalam Konten Visual Menarik
Tari Ma’badong: Dikemas dalam format slow-motion atau transisi dinamis untuk platform seperti TikTok atau Reels, menampilkan keindahan gerakannya dengan narasi singkat tentang makna filosofisnya.
Tari Empat Etnis: Menampilkan kolaborasi tarian dalam satu video dengan pakaian adat yang mencolok, dilengkapi musik yang digubah ulang agar lebih modern tanpa kehilangan elemen tradisionalnya.
BACA JUGA: Tradisi yang Berkembang di Sulsel: Momen Penting dalam Setahun
2. Menggabungkan Musik Tradisional dengan Tren Kekinian
Musik Sindrili: Membuat cover lagu menggunakan alat musik tradisional Sulsel, tetapi dengan sentuhan pop, jazz, atau EDM, lalu membagikannya di Spotify, YouTube, dan TikTok.
Video “duet” dengan musisi lokal atau influencer di TikTok untuk memperkenalkan bunyi khas alat musik tradisional.
3. Mempromosikan Kerajinan Lokal Melalui Konten Tutorial dan Tren Fashion
Manik-manik Toraja: Membuat video tutorial pembuatan aksesori seperti gelang, kalung, atau anting berbasis manik-manik khas Toraja, dengan tagar seperti #DIYTorajaJewelry.
Bosara Anyam: Menampilkan kerajinan ini sebagai dekorasi rumah modern dalam video inspirasi desain interior, lengkap dengan hashtag seperti #EthnicModernDecor.
4. Menciptakan Tantangan atau Challenge di Media Sosial
Tantangan “Tari Tradisional Viral”: Mengajak pengguna TikTok atau Instagram untuk mencoba gerakan dasar tari tradisional Sulsel, seperti Tari Ma’badong atau Tari Empat Etnis.
Tantangan “Cover Musik Sindrili”: Mengundang pengguna untuk memainkan alat musik tradisional Sulsel dengan gaya mereka sendiri, lalu mengunggahnya dengan hashtag tertentu.
5. Mengangkat Cerita di Balik Seni Tradisional
Membuat vlog atau video singkat tentang sejarah dan makna filosofis seni tradisional, seperti simbol manik-manik Toraja atau filosofi Tari Ma’badong, untuk menarik audiens yang suka konten edukatif.
Mengemas cerita tersebut dengan visual menarik, seperti pemandangan Toraja atau proses pembuatan kerajinan tangan.
Berbagai strategi ini berhasil membuat seni tradisional Sulawesi Selatan mendapatkan perhatian global. Sebagai contoh, tantangan TikTok @torayantrekker terkait Tari Ma’badong mencapai lebih dari 111,1 rb penayangan .
Dengan langkah-langkah ini, anak muda Sulawesi Selatan membuktikan bahwa tradisi tidak hanya bisa dilestarikan, tetapi juga dikemas secara modern untuk menjangkau dunia. Seni tradisional yang dulunya hanya dikenal di lokal kini telah menjadi kebanggaan nasional, bahkan internasional. (fit/in)
Sumber :
Researchgate, Jurnal Sitakara, olaborasi Seni Tradisional dan Teknologi : Kreativitas dalam Pembelajaran Tari Beriuk Tinjal Melalui Aplikasi TikTok