Benarkah Masakan dengan Kayu Bakar Selalu Lebih Enak? Cek Faktanya!

Benarkah Masakan dengan Kayu Bakar Selalu Lebih Enak? Cek Faktanya!
ILUSTRASI. Benarkah Masakan dengan Kayu Bakar Selalu Lebih Enak? Cek Faktanya! (foto:wikipedia)

INSPIRASI NUSANTARA–Masakan dengan kayu bakar seringkali dianggap memberikan cita rasa yang tak tertandingi, terutama di Sulawesi Selatan. Teknik tradisional ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner lokal.

Memasak dengan kayu bakar merupakan bagian penting dari tradisi kuliner di berbagai daerah, termasuk di Sulawesi Selatan. Metode ini telah digunakan secara turun-temurun dan menjadi warisan yang masih dipertahankan oleh banyak masyarakat.

BACA JUGA:Rahasia Dapur Tradisional Sulsel: Teknik Memasak yang Menghidupkan Rasa dan Tradisi  

Aroma khas dari kayu bakar serta proses pemasakan yang lebih alami diyakini memberikan sentuhan rasa yang berbeda dibandingkan dengan penggunaan alat memasak modern.

Di Sulawesi Selatan, metode memasak ini masih sering digunakan dalam berbagai acara adat maupun kegiatan sehari-hari, terutama di pedesaan. Makanan khas seperti sop konro, pallubasa, dan ikan bakar banyak dimasak dengan kayu bakar untuk mempertahankan cita rasa tradisionalnya.

Selain menjaga warisan budaya, penggunaan kayu bakar dalam memasak juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan keunikan kuliner lokal secara langsung.

Namun, benarkah anggapan ini selalu benar? Mari kita cek faktanya!

Aroma dan Rasa yang Berbeda

Salah satu alasan utama mengapa banyak orang menyukai masakan dengan kayu bakar adalah aroma khas yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Dilansir dari Conwy Valley Logs, asap dari kayu menghasilkan senyawa organik yang meresap ke dalam makanan, menciptakan rasa berasap yang unik dan sulit ditiru oleh alat masak modern.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di Desa Salassa, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Dalam sebuah penelitian di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar berjudul Tingkat Konsumsi Kayu Bakar Masyarakat Desa Sekitar Hutan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa masyarakat setempat lebih memilih memasak dengan kayu bakar karena selain mudah di dapat, juga dianggap mampu memberikan rasa yang lebih lezat pada makanan.

Apakah Semua Masakan Lebih Enak dengan Kayu Bakar?

Meskipun banyak yang meyakini kelezatan makanan dari kayu bakar, tidak semua jenis makanan akan mengalami peningkatan cita rasa dengan metode ini. Beberapa faktor yang memengaruhi rasa antara lain:

1. Jenis Kayu yang Digunakan – Kayu keras seperti jati dan rambutan menghasilkan asap yang berbeda dari kayu lunak seperti pinus. Jenis kayu ini dapat mempengaruhi aroma makanan.

2. Waktu dan Teknik Memasak – Memasak dengan kayu bakar membutuhkan kontrol suhu yang baik. Jika tidak, makanan bisa menjadi terlalu matang atau gosong.

3. Jenis Makanan – Beberapa makanan, seperti daging panggang atau ikan bakar, memang memiliki cita rasa yang lebih kaya dengan metode ini. Namun, memasak nasi, coto, sop saudara, dan hidangan khas lainnya dengan kayu bakar justru membuatnya semakin lezat.

Tradisi vs Modernisasi

Di wilayah pedesaan Sulawesi Selatan, seperti di Enrekang, penggunaan kayu bakar masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik karena ketersediaannya maupun faktor tradisi. Namun, di perkotaan, penggunaan kayu bakar semakin berkurang karena dianggap kurang praktis dan menghasilkan polusi udara.

Masakan dengan kayu bakar memang memiliki keunikan rasa yang sulit ditiru dengan metode lain. Namun, apakah semua masakan lebih enak dengan cara ini? Jawabannya tergantung pada jenis makanan, teknik memasak, dan preferensi pribadi.

Meski begitu, tradisi memasak dengan kayu bakar tetap memiliki nilai budaya yang tinggi dan layak untuk terus dilestarikan. (fit/in)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *