IN, SOPPENG — Di Desa Baringeng, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan tidak membiarkan kebudayaannya lekang. Paham itu terbentuk atas dasar pemahaman masyarakat yang menegaskan bahwa nilai-nilai budaya menyimpan pendidikan karakter.
Pegangannya pada semboyan Sipakatau (memanusiakan manusia), Sipakainge (saling mengingatkan), dan Sipakalebbi (saling membantu). Dasar pemahaman itu terus terjaga dan dipertahankan hingga saat ini.
Semboyan yang merupakan bagian dari arah kehidupan masyarakat setempat sebagai suku Bugis ini, tak sekadar wacana. Desa yang memiliki sekitar 5.800 penduduk itu menunjukkan dengan kegiatan adat istiadat bernama, Assorajang.
Kegiatan yang merupakan prosesi adat diselenggarakan setiap tahun seusai masa panen padi. Biasanya, akhir bulan Oktober atau awal November. Prosesi dilangsungkan di rumah adat Salassaatau Saoraja (rumah adat Bugis yang berupa rumah panggung).
Saat Assorajang berlangsung, masyarakat akan silih berganti mendatangi Soaraja. Mereka membawa sedekah dari hasil bumi. Hasil-hasil bumi itulah yang akan dimasak bersama-sama dan dijadikan lauk-pauk selama empat hari prosesi adat dilangsungkan.
Pelbagai kegiatan dilaksanakan di antaranya, Mappadendang (seni khas suku Bugis sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas keberhasilan panen padi). Selain itu, pelbagai permainan tradisional digelar, yaitu Majjeka (engrang), Massallo (permainan hadang), Maddaga (atraksi dengan menggunakan bola takraw), dan Maggasing (gasing).
Sejumlah prosesi adat juga digelar seperti pencucian benda pusaka yang tersimpan di Saoraja. Prosesi tersebut dibuat siang dan malam yang terus dibalut dengan euforia yang meriah.
Assorajang tak hanya hajatan bagi warga yang menetap di desa. Tetapi, mereka yang memiliki garis keturunan Baringeng dan telah merantau di daerah lain juga menyempatkan diri untuk kembali.
Pulang ke kampung halaman memiliki nilai filosofi. Mereka paham bahwa berkunjung ke Baringeng akan meringankan segala beban atau permasalahan yang dihadapi di perjalanan dan proses perantauan. Melebur Bersama karena sebuah simpul ikatan kekeluargaan dan juga sebagai wadah pemecahan masalah. (*)