Inspirasinusantara.id — Kuliner khas Sulawesi Selatan selalu punya cara tersendiri untuk menghangatkan suasana, terutama saat udara pegunungan mulai menusuk tulang. Saat kabut turun dan angin dingin menyapa, ada lima sajian hangat yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menjadi pelipur lara bagi siapa pun yang tengah menjelajah alam Sulsel.
Kuliner khas Sulawesi Selatan tak hanya menggoda lidah, tapi juga membawa kehangatan tersendiri, apalagi saat dinikmati di tengah udara dingin dataran tinggi. Di balik keindahan alam pegunungan seperti Malino, Toraja, dan Enrekang, tersimpan kekayaan rasa yang mengakar pada tradisi masyarakat lokal.
Suasana berkabut dan udara yang menusuk tulang seakan menjadi latar sempurna untuk menikmati sajian-sajian yang kaya rempah dan penuh kehangatan. Kuliner khas yang tumbuh dari kearifan lokal juga memperlihatkan bagaimana masyarakat Sulsel menjaga tradisi lewat makanan.
Setiap bahan, teknik memasak, dan cara penyajian menyimpan cerita panjang antar generasi. Tak heran, banyak pengunjung jatuh hati bukan hanya pada panorama alamnya, tetapi juga pada cita rasa khas yang begitu membumi.
Kuliner khas Sulawesi Selatan menawarkan pengalaman rasa yang cocok dinikmati kapan saja, namun terasa lebih istimewa saat cuaca dingin menyelimuti. Berikut lima sajian hangat yang patut dicoba saat menjelajah dataran tinggi Sulsel:
1. Kopi Arabika Khas Enrekang, Aroma Pegunungan dalam Setiap Tegukan
Kopi arabika Enrekang menawarkan cita rasa lembut dengan keasaman seimbang dan aroma floral yang khas. Diseduh manual atau dengan alat modern, kopi ini tetap menjadi teman setia di pagi yang berkabut atau sore menjelang senja.
Banyak kedai di sekitar kawasan wisata Bambapuang hingga Buttu Kabobong menyajikan kopi ini dengan cara tradisional, langsung dari tangan petani.
Baca juga : Cuaca Tak Menentu? Ini 5 Tempat Wisata Glamping Nyaman di Sulsel
Baca juga : Kuliner Khas Toraja: Pa’piong, Hidangan Berbumbu Kisah Asmara Leluhur
2. Sarabba, Minuman Klasik Penghangat Tubuh
Sarabba adalah warisan rasa dari masyarakat Bugis-Makassar. Minuman ini diracik dari campuran jahe, santan, gula aren, dan kuning telur.
Rasanya yang manis pedas membuat tubuh langsung hangat seketika. Cocok dinikmati saat beristirahat setelah menjelajah destinasi alam seperti Lembah Ramma atau Gunung Bawakaraeng.
3. Pisang Epe’, Lezatnya Pisang Bakar Tradisional
Pisang Epe’ adalah kudapan khas Makassar yang kerap ditemui di warung-warung kecil hingga hotel berbintang. Terbuat dari pisang kepok yang dipipihkan lalu dibakar, disajikan dengan saus gula merah atau sambal khas.
Rasa manis dan gurihnya menyatu sempurna, apalagi jika disantap hangat sambil menikmati kabut tipis di kaki gunung.
4. Roti Mantau, Lembut di Luar, Hangat di Dalam
Roti mantau khas Pare-pare ini tak hanya populer sebagai camilan sore, tapi juga pendamping makanan berkuah. Digoreng hingga renyah di luar, namun tetap empuk di dalam, mantau paling nikmat disantap hangat bersama teh jahe atau kopi susu.
5. Barobbo, Bubur Jagung Kaya Rempah
Barobbo memiliki tempat tersendiri di hati warga Sulsel. Terbuat dari jagung pipil yang dimasak bersama daun kelor, ikan asin, dan kuah rempah, sajian ini kaya gizi sekaligus mengenyangkan.
Paling pas disantap di malam hari saat suhu mulai turun, apalagi dengan sambal dabu-dabu sebagai pelengkap.
Dari kopi arabika Enrekang hingga sarabba yang legendaris, ragam kuliner khas dan minuman ini menambah kesan hangat dalam liburan Anda di Sulsel. Sajian-sajian ini bukan hanya lezat, tapi juga sarat cerita dan budaya yang hidup dari generasi ke generasi. (*/IN)