INSPIRASI NUSANTARA – Rambu Solo, upacara adat yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Toraja, tidak hanya dikenal dengan prosesi pemakaman, tetapi juga dengan kentalnya nuansa musik tradisional yang menyertainya. Alat musik tradisional Toraja, seperti Gendang dan gong untuk memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai budaya dan mempererat ikatan sosial antar anggota masyarakat.
Dalam upacara Rambu Solo, yang merupakan acara sakral bagi masyarakat Toraja untuk menghormati orang yang telah meninggal, musik tradisional berfungsi sebagai pengiring sekaligus pembawa pesan simbolik. Tidak hanya untuk memberikan nuansa kesakralan, alat musik ini juga dipercaya sebagai sarana komunikasi antara dunia manusia dan roh leluhur.
BACA JUGA: Mengapa Rambu Solo Sering Digelar di Akhir Tahun?
BACA JUGA: Tips Wisata ke Toraja: Maksimalkan Pengalaman Berlibur di Negeri Seribu Tongkonan
Menurut Johan, seorang pemuda Toraja yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Rambu Solo tahun ini, mengungkapkan bagaimana musik tradisional menyatukan generasi muda dan tua. “Kami sebagai generasi muda, merasa bangga bisa melestarikan alat musik ini. Musik tradisional bukan hanya untuk acara sakral, tetapi juga bagian dari identitas kami sebagai orang Toraja,” katanya, Senin (13/1/2025).
Alat musik tradisional juga berfungsi sebagai pengikat hubungan sosial dalam komunitas. Dalam setiap upacara Rambu Solo, tidak jarang masyarakat setempat bersama-sama memainkan alat musik ini sebagai bentuk kebersamaan dan gotong-royong. Hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun upacara ini sangat personal bagi keluarga yang ditinggalkan, namun keberlangsungannya juga melibatkan dukungan dari seluruh masyarakat Toraja.
BACA JUGA: Peran Musik dalam Merayakan Festival Budaya di Sulawesi Selatan
BACA JUGA: Tangga Nada Musik Tradisional Sulawesi Selatan dan Modern Ternyata Beda, Cek Faktanya!
Keberadaan alat musik tradisional dalam upacara Rambu Solo, di satu sisi, juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Toraja. Musik yang dimainkan dengan penuh hikmat ini menambah kekayaan budaya yang ditawarkan dalam setiap acara adat. Seiring berjalannya waktu, meskipun teknologi modern mulai merambah, musik tradisional Toraja tetap dipertahankan oleh masyarakat, berkat peran generasi muda yang terus melestarikannya.
Rambu Solo tidak hanya menjadi momen untuk mengenang orang yang telah meninggal, tetapi juga sebagai ajang untuk menghidupkan kembali dan menghormati tradisi budaya yang telah ada selama berabad-abad. Melalui alat musik tradisional, masyarakat Toraja tetap menjaga warisan budaya yang menjadi jati diri mereka, bahkan di tengah tantangan zaman yang terus berkembang. (*/IN)
Penulis: Priskawati Pakilla’



